Indonesia-Argentina tingkatkan perdagangan
26 Juni 2019 13:47 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Presiden Argentina Mauricio Macri (kanan) di Istana Bogor, Rabu (26/6/2019). Presiden Joko Widodo dan Presiden Mauricio Macri dijadwalkan melangsungkan pertemuan empat mata, pertemuan bilateral serta melakukan pernyataan pers bersama. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Argentina membentuk Working Group Trade Invesment (WGTI) sebagai upaya awal peningkatan kerja sama perdagangan yang lebih erat.
"Di forum ini, kita bisa tukar menukar informasi. Dua negara ini kan jauh sekali., satu di Amerika, satu lagi di Asia Tenggara jadi kurang mengenal, kurang banyak informasi yang tersebar," kata Direktur Perdagangan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Ni Made Ayu Marthini di Jakarta, Rabu.
Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan WGTI akan menjadi wadah untuk melakukan komunikasi, promosi serta fasilitasi bagi kedua negara.
Pemerintah Indonesia dan Argentina akan mendorong para pelaku usaha untuk berkunjung ke berbagai acara yang diselenggarakan kedua negara.
Hal itu dilakukan sebagai upaya perkenalan secara langsung dan melihat bagaimana kondisi pasar yang akan dituju.
Adapun, dari sisi fasilitasi, tim kerja akan membahas berbagai isu yang terjadi antara Indonesia dan Argentina.
"Seperti soal tarif, kemudian rencana perdagangan dagung sapi dan lain-lain. Itu yang akan dibahas. Kita akan identifikasi dulu semuanya," tutur Ni Made.
Ketika tiga fungsi itu sudah dilakukan, WGTI akan mengeluarkan rekomendasi terkait apa yang perlu dilakukan ke depannya.
Rekomendasi itu dapat menjadi dasar bagi rancangan pembentukan perjanjian dagang, baik berupa free trade agreement (FTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
"Kalau dirasa cukup, kita bisa bentuk FTA. Tapi kalau belum ya nanti dulu," ucapnya.
Namun, untuk bisa melaksanakan perjanjian dagang dengan Argentina, Indonesia harus melakukan kerja sama secara multilateral dengan Mercosur atau blok perdagangan di Amerika Latin yang meliputi Brasil, Venezuela, Paraguay, Uruguay dan Argentina itu sendiri.
"Karena Argentina bagian dari Mercosur, kita harus jalin kesepakatan dengan mereka. Tidak bisa per negara karena mereka belum terbuka," jelasnya.
Sebelum perjanjian dagang terwujud, Indonesia bisa memanfaatkan Indonesia-Cile CEPA yang akan segera aktif pada Agustus mendatang.
"Kita jadikan Cile sebagai hub. Dari situ, produk-produk kita bisa masuk ke negara-negara lain di Amerika Selatan, termasuk Argentina," jelasnya.
Baca juga: Presiden nilai Indonesia-Argentina berpotensi tingkatkan kerja sama
Baca juga: Pengamat: kerja sama perdagangan dengan Argentina langkah tepat
"Di forum ini, kita bisa tukar menukar informasi. Dua negara ini kan jauh sekali., satu di Amerika, satu lagi di Asia Tenggara jadi kurang mengenal, kurang banyak informasi yang tersebar," kata Direktur Perdagangan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Ni Made Ayu Marthini di Jakarta, Rabu.
Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan WGTI akan menjadi wadah untuk melakukan komunikasi, promosi serta fasilitasi bagi kedua negara.
Pemerintah Indonesia dan Argentina akan mendorong para pelaku usaha untuk berkunjung ke berbagai acara yang diselenggarakan kedua negara.
Hal itu dilakukan sebagai upaya perkenalan secara langsung dan melihat bagaimana kondisi pasar yang akan dituju.
Adapun, dari sisi fasilitasi, tim kerja akan membahas berbagai isu yang terjadi antara Indonesia dan Argentina.
"Seperti soal tarif, kemudian rencana perdagangan dagung sapi dan lain-lain. Itu yang akan dibahas. Kita akan identifikasi dulu semuanya," tutur Ni Made.
Ketika tiga fungsi itu sudah dilakukan, WGTI akan mengeluarkan rekomendasi terkait apa yang perlu dilakukan ke depannya.
Rekomendasi itu dapat menjadi dasar bagi rancangan pembentukan perjanjian dagang, baik berupa free trade agreement (FTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
"Kalau dirasa cukup, kita bisa bentuk FTA. Tapi kalau belum ya nanti dulu," ucapnya.
Namun, untuk bisa melaksanakan perjanjian dagang dengan Argentina, Indonesia harus melakukan kerja sama secara multilateral dengan Mercosur atau blok perdagangan di Amerika Latin yang meliputi Brasil, Venezuela, Paraguay, Uruguay dan Argentina itu sendiri.
"Karena Argentina bagian dari Mercosur, kita harus jalin kesepakatan dengan mereka. Tidak bisa per negara karena mereka belum terbuka," jelasnya.
Sebelum perjanjian dagang terwujud, Indonesia bisa memanfaatkan Indonesia-Cile CEPA yang akan segera aktif pada Agustus mendatang.
"Kita jadikan Cile sebagai hub. Dari situ, produk-produk kita bisa masuk ke negara-negara lain di Amerika Selatan, termasuk Argentina," jelasnya.
Baca juga: Presiden nilai Indonesia-Argentina berpotensi tingkatkan kerja sama
Baca juga: Pengamat: kerja sama perdagangan dengan Argentina langkah tepat
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: