PT Djarum siap beli cengkih Sulut Rp85.000 per kilogram
26 Juni 2019 10:51 WIB
Petani mengeringkan biji cengkih yang telah dipanen di Desa Sindanglaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (24/6/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Manado (ANTARA) - PT Djarum Kudus siap membeli komoditas cengkih petani Sulawesi Utara (Sulut), yang mulai memasuki masa panen raya ini, dengan harga Rp85.000 per kilogram.
Kepastian ini disampaikan langsung perwakilan PT Djarum di hadapan Sekdaprov Sulut Edwin Silangen dalam pertemuan yang berlangsung di Manado, sebut Kepala Bagian Humas Pemprov Sulut Christian Iroth.
"Pertemuan antara PT Djarum Kudus dengan Sekdaprov Sulut ikut dihadiri Kadis Perindustrian dan Perdagangan Jenny Karouw dan Karo Protokol dan Humas Dantje Lantang dan perwakilan PT Gudang Garam," katanya di Manado, Rabu.
Kesediaan PT Djarum menyerap sebagian besar komoditas yang sering disebut "emas cokelat" dengan harga layak ini, akan menjadi kabar baik bagi petani di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu.
Dari harga beli yang mencapai Rp85 ribu per kilogram itu, menurut Iroth, diharapkan petani bisa memperoleh untung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kedatangan PT Djarum dan pabrikan lainnya merupakan upaya Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengintervensi harga cengkih yang saat ini melemah," ujarnya.
Melemahnya harga jual komoditas unggulan Sulut ini lebih pada pengaruh hukum pasar, di mana saat produksi meningkat, harganya pun terdampak ikut melemah.
Saat ini kebutuhan cengkih secara nasional sebanyak 120.000 ton, sementara luas lahan diperkirakan mencapai 50.000 hektare.
"Diperkirakan dengan luas lahan cengkeh tersebut hampir mencukupi sebagian kebutuhan cengkeh nasional sebanyak 120.000 ton," katanya.
Baca juga: Harga cengkih di Ambon terus bergerak turun
Baca juga: Atasi virus tanaman, petani cengkih diimbau gunakan pupuk kandang
Baca juga: Mesin pengering cengkih berbasis konsentrator optik dibuat tim Unhas
Kepastian ini disampaikan langsung perwakilan PT Djarum di hadapan Sekdaprov Sulut Edwin Silangen dalam pertemuan yang berlangsung di Manado, sebut Kepala Bagian Humas Pemprov Sulut Christian Iroth.
"Pertemuan antara PT Djarum Kudus dengan Sekdaprov Sulut ikut dihadiri Kadis Perindustrian dan Perdagangan Jenny Karouw dan Karo Protokol dan Humas Dantje Lantang dan perwakilan PT Gudang Garam," katanya di Manado, Rabu.
Kesediaan PT Djarum menyerap sebagian besar komoditas yang sering disebut "emas cokelat" dengan harga layak ini, akan menjadi kabar baik bagi petani di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu.
Dari harga beli yang mencapai Rp85 ribu per kilogram itu, menurut Iroth, diharapkan petani bisa memperoleh untung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kedatangan PT Djarum dan pabrikan lainnya merupakan upaya Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengintervensi harga cengkih yang saat ini melemah," ujarnya.
Melemahnya harga jual komoditas unggulan Sulut ini lebih pada pengaruh hukum pasar, di mana saat produksi meningkat, harganya pun terdampak ikut melemah.
Saat ini kebutuhan cengkih secara nasional sebanyak 120.000 ton, sementara luas lahan diperkirakan mencapai 50.000 hektare.
"Diperkirakan dengan luas lahan cengkeh tersebut hampir mencukupi sebagian kebutuhan cengkeh nasional sebanyak 120.000 ton," katanya.
Baca juga: Harga cengkih di Ambon terus bergerak turun
Baca juga: Atasi virus tanaman, petani cengkih diimbau gunakan pupuk kandang
Baca juga: Mesin pengering cengkih berbasis konsentrator optik dibuat tim Unhas
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: