Jakarta (ANTARA) - Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, menganggap hal yang wajar jika Gubernur Jakarta Anies Baswedan terus mendapatkan serangan dan kritikan bertubi-tubi oleh publik.
Pasalnya Anies kini tengah digadang-gadang sebagai calon pemimpin Republik Indonesia pada 2024.
“Anies digadang-gadang sebagai the next calon presiden di Pemilu 2024. Sebagai politisi, wajar Anies mendapatkan serangan dari berbagai pihak,” kata Rully saat dihubungi wartawan, Selasa.
Baca juga: Anies jadi barometer politik nasional 2024
Meski demikian, Rully mengatakan hal tersebut harus menjadi momentum untuk Anies supaya terus bekerja dengan baik dalam membangun Ibu Kota Jakarta hingga 2022. Sehingga, pemilih atau pendukungnya bisa melihat bahwa Anies layak diperhitungkan.
Baca juga: Anies : proyek LRT sedang proses audit
“Pilihannya ada di momen Gubernur DKI ini. Kalau dia bisa melaksanakan tugas gubernur yang baik, ya tentu berdampak terhadap keterpilihan dia atau popularitas beliau ke kursi calon presiden 2024,” ujarnya.
Namun, Rully mengingatkan kepada Anies agar hati-hati ketika membuat kebijakan. Karena ketika ada kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversi, hal itu pasti akan menjadi sorotan masyarakat.
“Kita tahu DKI ini menjadi 'center' di Indonesia, apapun yang terjadi di DKI akan terekspos di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, sekarang sudah zamannya media sosial, masyarakat punya wadah untuk berkomentar terkait kebijakan-kebijakan publik. Maka, Anies harus bisa mengambil suatu kebijakan dengan baik untuk mendulang suara di 2024.
“Ya bagaimana kebijakan publik yang dilakukan Anies bisa meyakinkan publik. Kalau misalnya buruk, pasti ada dampaknya terhadap Anies sendiri. Kalau dampaknya baik, berarti Anies akan mendulang pada 2024 nanti,” tutupnya.
Baca juga: Menanti wajah baru Jakarta lewat Kampung Akuarium
LSI anggap wajar Anies dapat serangan bertubi-tubi
25 Juni 2019 20:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. ANTARA/Fianda Rassat
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: