Grup Mayapada akan bangun hotel di kawasan Mandalika
25 Juni 2019 18:07 WIB
Pendiri Grup Mayapada Dato Sri Tahir menyampaikan pernyataan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/6). (Desca Lidya Natalia)
Jakarta (ANTARA) - Pendiri Grup Mayapada Dato Sri Tahir menyatakan, pihaknya berminat untuk membangun hotel di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Amanat ya harus dilaksanakan, mau mendirikan hotel dalam waktu dekat sama misalnya mess, tempat untuk 'conference', karena di Mandalika itu akan diadakan (Moto) GP," kata Dato Sri Tahir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Tahir bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas pembangunan 10 kawasan wisata baru termasuk Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Selain Tahir, hadir juga pemilik CT Corp, Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistyo, CEO Sinarmas Land Ltd Muktar Widjaja, pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Selain itu pemilik Grup Djarum Robert Budi Hartono, pendiri dan pimpinan Rajawali Corpora Peter Sondakh, pemilik dan pendiri Grup Mulia Eka Tjandranegara, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer dan sejumlah pengusaha lainnya.
Pada Mei 2019, Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana pembangunan sirkuit MotoGP yang akan dilangsungkan pada 2021. Sirkuit itu sendiri ditargetkan dapat selesai pada 2020.
"Tapi tadi saya ingatkan kepada dirutnya (ITDC), bahwa F1 itu di seluruh dunia rugi loh, sampai akhir menjadi beban pemerintah, swasta tidak semampu itu," ungkap Tahir.
Menurut Tahir, Presiden meminta agar para pengusaha hotel yang hadir dapat membuka hotel di sepuluh lokasi baru, khususnya NTB.
"Karena NTB sudah dipersiapkan infrastrukturnya, 'airport' akan diperbesar. Jadi Bapak Presiden meminta supaya partisipasi dari pengusaha hotel, untuk segera membuka hotelnya supaya ramai," tambah Tahir.
Selain NTB, sejumlah daerah wisata baru yang akan dikembangkan adalah Danau Toba Sumatera Utara, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur dan Candi Borobudur.
"Saya pikir bukan GP-nya yang menarik, tapi 'tourism'-nya yang menarik, jangan hanya Moto GP-nya. Moto GP kan setahun sekali ya sisanya, 355 hari apa yang kita lakukan? Kalau bikin hotel kan secara ekonomi bisa 'create market', kalau misalnya ada 20 hotel dibangun kan ada 'market' itu," ungkap Tahir.
Ia pun kembali menegaskan Grup Mayapada akan membangun di Mandalika.
"Saya harus (bangun) ya, sudah amanat Presiden harus jalani. Kita kan sudah di Bali, Surabaya, Batam, sekarang sesuai Presiden, Insya Allah (di 10 tempat) tapi tidak ada targetnya (kapan mulai dibangun)," ungkap Tahir.
Sedangkan Dirut ITDC Abdulbar M Mansoer menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo hanya mengimbau agar Mandalika mulai dibangun.
"Intinya Presiden menyatakan Mandalika 'is open for business' untuk pengusaha besar dalam negeri tapi komitmen belum 'diteken', nanti mereka akan kita kontak lagi," kata Abdulbar.
Menurut dia, pengusaha yang ikut membangun di Mandalika akan mendapat sejumlah insentif.
"Karena Mandalika itu KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), maka tidak ada pajak. Pajak penghasilannya 0 persen untuk investasi di atas beberapa miliar lalu ada juga 80 tahun sewa, kita kan tidak beli di sana tapi sewa, nanti dapat dapat HGB (Hak Guna Bangunan) seperti di Nusa Dua cuma bedanya, se-Indonesia yang bisa 80 tahun cuma di Mandalika," tambah Abdulbar.
Pemerintah menurut Abdulbar sudah mengeluarkan Rp450 miliar untuk investasi infrastruktur di Mandalika seperti pembangunan 11 km jalan raya, pengelolaan air dan bahkan akan membangun lain infrastruktur senilai Rp1,6 triliun dalam bentuk jalan, drainease, pengelolaan air limbah, listrik dan solar panel.
"Kami targetkan jumlah kamar hotel sekitar 16 ribu, tapi itu kan jangka panjang sekali. Nusa Dua dulu juga butuh waktu 30 tahun kan. Tergantung 'demand', nanti kalau karena 'MotoGP' Mandalika semakin ramai ya bisa semakin cepat," tambah Abdulbar.
Potensi wisatawan yang akan datang adalah sekitar 2 juta wisatawan setiap tahun pada tahun kelima sedangkan sebelumnya sekitar 1 juta oran wisatawan.
Baca juga: Gubernur NTB ingatkan spekulan tak mainkan harga lahan MotoGP
Baca juga: NTB promosikan MotoGP Mandalika di Paris
Baca juga: Jokowi: Pembangunan sirkuit Mandalika Januari 2020
Baca juga: Jokowi: Pembangunan Mandalika gunakan standar tinggi
"Amanat ya harus dilaksanakan, mau mendirikan hotel dalam waktu dekat sama misalnya mess, tempat untuk 'conference', karena di Mandalika itu akan diadakan (Moto) GP," kata Dato Sri Tahir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Tahir bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas pembangunan 10 kawasan wisata baru termasuk Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Selain Tahir, hadir juga pemilik CT Corp, Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistyo, CEO Sinarmas Land Ltd Muktar Widjaja, pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Selain itu pemilik Grup Djarum Robert Budi Hartono, pendiri dan pimpinan Rajawali Corpora Peter Sondakh, pemilik dan pendiri Grup Mulia Eka Tjandranegara, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer dan sejumlah pengusaha lainnya.
Pada Mei 2019, Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana pembangunan sirkuit MotoGP yang akan dilangsungkan pada 2021. Sirkuit itu sendiri ditargetkan dapat selesai pada 2020.
"Tapi tadi saya ingatkan kepada dirutnya (ITDC), bahwa F1 itu di seluruh dunia rugi loh, sampai akhir menjadi beban pemerintah, swasta tidak semampu itu," ungkap Tahir.
Menurut Tahir, Presiden meminta agar para pengusaha hotel yang hadir dapat membuka hotel di sepuluh lokasi baru, khususnya NTB.
"Karena NTB sudah dipersiapkan infrastrukturnya, 'airport' akan diperbesar. Jadi Bapak Presiden meminta supaya partisipasi dari pengusaha hotel, untuk segera membuka hotelnya supaya ramai," tambah Tahir.
Selain NTB, sejumlah daerah wisata baru yang akan dikembangkan adalah Danau Toba Sumatera Utara, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur dan Candi Borobudur.
"Saya pikir bukan GP-nya yang menarik, tapi 'tourism'-nya yang menarik, jangan hanya Moto GP-nya. Moto GP kan setahun sekali ya sisanya, 355 hari apa yang kita lakukan? Kalau bikin hotel kan secara ekonomi bisa 'create market', kalau misalnya ada 20 hotel dibangun kan ada 'market' itu," ungkap Tahir.
Ia pun kembali menegaskan Grup Mayapada akan membangun di Mandalika.
"Saya harus (bangun) ya, sudah amanat Presiden harus jalani. Kita kan sudah di Bali, Surabaya, Batam, sekarang sesuai Presiden, Insya Allah (di 10 tempat) tapi tidak ada targetnya (kapan mulai dibangun)," ungkap Tahir.
Sedangkan Dirut ITDC Abdulbar M Mansoer menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo hanya mengimbau agar Mandalika mulai dibangun.
"Intinya Presiden menyatakan Mandalika 'is open for business' untuk pengusaha besar dalam negeri tapi komitmen belum 'diteken', nanti mereka akan kita kontak lagi," kata Abdulbar.
Menurut dia, pengusaha yang ikut membangun di Mandalika akan mendapat sejumlah insentif.
"Karena Mandalika itu KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), maka tidak ada pajak. Pajak penghasilannya 0 persen untuk investasi di atas beberapa miliar lalu ada juga 80 tahun sewa, kita kan tidak beli di sana tapi sewa, nanti dapat dapat HGB (Hak Guna Bangunan) seperti di Nusa Dua cuma bedanya, se-Indonesia yang bisa 80 tahun cuma di Mandalika," tambah Abdulbar.
Pemerintah menurut Abdulbar sudah mengeluarkan Rp450 miliar untuk investasi infrastruktur di Mandalika seperti pembangunan 11 km jalan raya, pengelolaan air dan bahkan akan membangun lain infrastruktur senilai Rp1,6 triliun dalam bentuk jalan, drainease, pengelolaan air limbah, listrik dan solar panel.
"Kami targetkan jumlah kamar hotel sekitar 16 ribu, tapi itu kan jangka panjang sekali. Nusa Dua dulu juga butuh waktu 30 tahun kan. Tergantung 'demand', nanti kalau karena 'MotoGP' Mandalika semakin ramai ya bisa semakin cepat," tambah Abdulbar.
Potensi wisatawan yang akan datang adalah sekitar 2 juta wisatawan setiap tahun pada tahun kelima sedangkan sebelumnya sekitar 1 juta oran wisatawan.
Baca juga: Gubernur NTB ingatkan spekulan tak mainkan harga lahan MotoGP
Baca juga: NTB promosikan MotoGP Mandalika di Paris
Baca juga: Jokowi: Pembangunan sirkuit Mandalika Januari 2020
Baca juga: Jokowi: Pembangunan Mandalika gunakan standar tinggi
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: