Kendari (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengimbau pemerintah daerah menyusun rencana untuk menghadapi dampak anomali cuaca.

"Setiap tahun sejumlah daerah di Indonesia dihadapkan pada anomali cuaca yang sulit dipastikan terjadinya, sehingga dirasa penting untuk membuat perencanaan menghadapi bencana," kata Doni di Kendari, Senin.

Menurut dia, tahun ini sekitar 150 daerah di Indonesia kena dampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, gelombang tinggi, dan angin kencang.

Daerah-daerah yang berisiko tinggi menghadapi bencana alam mesti menyiapkan rencana pencegahan dan penanggulangan bencana serta meningkatkan kapasitas lembaga, petugas, dan warganya dalam menghadapi dan mengantisipasi bencana.

"Konsep mengenali ancaman bencana penting sehingga merespons bencana tidak panik, minimal untuk penyelamatan diri sendiri dan dapat menolong orang lain," kata Doni.

Ia menambahkan dukungan anggaran dari pemerintah daerah juga sangat penting bagi upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong mengatakan anggaran yang memadai merupakan kunci untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

"Komisi VIII DPR RI adalah mitra sejati BNPB. Dari tahun ke tahun rencana anggaran kebutuhan pencegahan dan penanganan bencana meningkat. Negara memberi perhatian serius terhadap warganya yang mengalami musibah," kata politisi Partai Amanat Nasional itu.

Ia mengharapkan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah juga mengalokasikan anggaran memadai untuk upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

Baca juga:
Anomali cuaca turunkan produksi sawit 20 persen
BMKG: Gangguan cuaca picu hujan tiba-tiba pada musim kering