Tokyo (ANTARA) - Kurs euro menguat level tertinggi tiga bulan terhadap dolar pada Senin pagi, karena taruhan bearish pada mata uang AS tetap kuat di tengah prospek penurunan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve (Fed).
Euro memperpanjang reli minggu lalu yang naik 1,4 persen, dengan menguat sekitar 0,15 persen menjadi 1,1386 dolar AS di awal perdagangan Asia, tertinggi sejak 22 Maret.
Indeks dolar versus sekeranjang enam mata uang utama lainnya lebih rendah di 96,135, setelah mencapai 96,093 pada Jumat (21/6/2019), terendah sejak 21 Maret, setelah The Fed pekan lalu membuka pintu bagi penurunan suku bunga secepatnya bulan depan.
Hal itu membebani dolar dan pada gilirannya menghidupkan kembali rekan-rekannya seperti euro, yang memiliki masalah sendiri termasuk masalah utang Italia dan kemungkinan Bank Sentral Eropa (ECB) harus melonggarkan kebijakan.
"Memang benar bahwa ECB mungkin harus melonggarkan kebijakan terutama dengan The Fed telah bergeser ke bias pelonggaran," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
"Tapi ECB sudah menerapkan kebijakan suku bunga negatif dan tidak memiliki ruang lebih jauh untuk memperlonggarkan sekalipun jika mereka ingin, tidak seperti The Fed. Faktor-faktor seperti inilah yang tampaknya mendukung euro. ”
Dolar menguat 0,1 persen menjadi 107,400 yen setelah mundur ke dekat level terendah enam bulan 107,045 pada Jumat (21/6/2019).
Mata uang AS semakin ditekan terhadap yen, yang sering berfungsi sebagai mata uang safe haven di saat-saat terjadi gejolak politik, ketika ketegangan meningkat antara Iran dan Amerika Serikat. Baca juga: Melemah, dolar di Tokyo diperdagangkan di paruh bawah 107 yen
Yang juga menjadi fokus adalah apakah Washington dan Beijing dapat menyelesaikan sengketa perdagangan mereka pada pertemuan puncak para pemimpin dari Kelompok 20 negara ekonomi dunia di Jepang minggu ini.
Dolar Australia naik 0,4 persen pada 0,6952 dolar setelah Gubernur Reserve Bank of Australia (bank sentral Australia) Philip Lowe mengatakan akan sah untuk mempertanyakan efektivitas pelonggaran kebijakan moneter global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Komentar itu dianggap sedikit kurang dovish karena minggu lalu Lowe mengatakan penurunan suku bunga Australia baru-baru ini ke level terendah sepanjang masa 1,25 persen tidak akan cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.
Baca juga: Yuan melemah 31 basis poin terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS
Euro sentuh tertinggi tiga bulan dipicu pelonggaran Fed tekan dolar
24 Juni 2019 09:56 WIB
euro, mata uang asing (REUTERS)
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: