Laporan dari Bangkok
ADB sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia contoh baik di Asia Tenggara
23 Juni 2019 20:15 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan kehormatan Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao disela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Bangkok (ANTARA) - Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Takehiko Nakao mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik menjadi salah satu contoh di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Takehiko Nakao saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu.
"Dalam pertemuan tersebut, Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu contoh ekonomi yang bertumbuh kembang dengan baik di kawasan," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu.
Presiden Jokowi dan Presiden ADB Takehiko Nakao berdiskusi mengenai pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Secara khusus, lanjut Retno Marsudi, Presiden ADB menyampaikan apresiasi karena ekonomi Indonesia mampu tumbuh dengan baik di tengah ketidakpastian global.
"Presiden ADB menyampaikan apresiasinya karena Indonesia dinilai khusus oleh ADB bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia baik," ujarnya.
Dalam kunjungan kehormatan Presiden ADB, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI di Bangkok Ahmad Rusdi.
Sementara itu, Presiden ADB Takehiko Nakao didampingi oleh Dirjen wilayah Asia Tenggara Ramesh Subramanian, Direktur Kerjasama Regional Asia Tenggara Alfredo Perdiguero, dan Penasehat Senior Yoichiro Ikeda.
Pada April ADB mengeluarkan Asian Development Outlook (ADO) 2019 yang memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 persen tahun ini dan 5,3 persen pada 2020.
Dalam laporannya ADB merevisi pertumbuhan tahun ini dengan penurunan dari sebelumnya diperkirakan 5,3 persen menjadi 5,2 persen.
Baca juga: Bekraf: Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tertinggi di ASEAN
Baca juga: IGJ : Pemerintah jangan bergantung kepada dana asing, ini bahayanya
Hal tersebut diungkapkan Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Takehiko Nakao saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu.
"Dalam pertemuan tersebut, Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu contoh ekonomi yang bertumbuh kembang dengan baik di kawasan," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu.
Presiden Jokowi dan Presiden ADB Takehiko Nakao berdiskusi mengenai pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Secara khusus, lanjut Retno Marsudi, Presiden ADB menyampaikan apresiasi karena ekonomi Indonesia mampu tumbuh dengan baik di tengah ketidakpastian global.
"Presiden ADB menyampaikan apresiasinya karena Indonesia dinilai khusus oleh ADB bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia baik," ujarnya.
Dalam kunjungan kehormatan Presiden ADB, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI di Bangkok Ahmad Rusdi.
Sementara itu, Presiden ADB Takehiko Nakao didampingi oleh Dirjen wilayah Asia Tenggara Ramesh Subramanian, Direktur Kerjasama Regional Asia Tenggara Alfredo Perdiguero, dan Penasehat Senior Yoichiro Ikeda.
Pada April ADB mengeluarkan Asian Development Outlook (ADO) 2019 yang memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 persen tahun ini dan 5,3 persen pada 2020.
Dalam laporannya ADB merevisi pertumbuhan tahun ini dengan penurunan dari sebelumnya diperkirakan 5,3 persen menjadi 5,2 persen.
Baca juga: Bekraf: Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tertinggi di ASEAN
Baca juga: IGJ : Pemerintah jangan bergantung kepada dana asing, ini bahayanya
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: