Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Warga yang tanah dan rumahnya terdampak langsung atau masuk peta rencana proyek Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dipastikan bakal mendapat kompensasi plus uang tunggu dan kerugian sosial lainnya.

Hal itu disampaikan Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin saat bertemu warga di area terdampak proyek Bendungan Bagong di Desa Sumurub, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Sabtu.

"Untuk sistem kompensasi pembebasan lahan pembangunan Bendungan Bagong dilakukan secara cash and carry. Uang kompensasi diserahkan secara keseluruhan ke masyarakat, sehingga masyarakat bisa menentukan nasib mereka sendiri," kata Bupati Nur Arifin.

Tidak hanya itu, warga terdampak tidak hanya mendapatkan kompensasi atas tanah, bangunan, maupun tanaman yang ada di lahan miliknya. "Namun, juga bisa juga mendapatkan kompensasi uang tunggu dan dampak sosial dalam PKM," ujarnya.
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin melakukan sosialisasi rencana pembangunan Bendungan Bagong di hadapan warga Desa Sengon dan Sumurub , Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Sabtu (22/6/2019). (Ist)r


Senada dengan Arifin, perwakilan dari Kanwil BPN Provinsi Jatim menerangkan sebenarnya dirinya bukan dari pihak appraisal.

Namun, karena appraisal berasal dari pihak swasta yang disebut dengan jasa konsultan publik yang sifatnya independen, tidak bisa dipengaruhi dan diikat oleh kepentingan apapun. "Seperti yang disampaikan oleh bapak Bupati, yang dihitung itu adalah tanah, kemudian bangunan, terus tanaman tumbuh dan unsur-unsur lain yang non imateriil.

"Dalam undang-undang disebutkan unsur-unsur lain yang non benda ini seperti halnya kehilangan pencaharian karena menunggu waktu uang kompensasi dibayarkan," katanya.

Ditambahkan Azis, tanahnya sudah tidak bisa digarap tapi menunggu kompensasi yang belum keluar. "Ini juga dihitung."

Kemudian juga kerugian akibat kerugian sosial. "Saya contohkan kepada Bupati, misalnya masyarakat punya toko dan kehilangan pelanggan akibat terdampak. Hal ini juga bisa dihitung," katanya.

Bupati Trenggalek berharap keberadaan Bendungan Bagong nantinya juga bermanfaat terhadap masyarakat terhadap, mungkin dengan berjualan makanan, mengelola lahan parkir atau mungkin jenis usaha lainnya.

Sebagai pembanding masyarakat Sumurup bisa melakukan studi banding kepada warga terdampak Bendungan Tugu yang lebih dahulu dibangun, seperti apa kondisi mereka sekarang setelah pembangunan bendungan.

Kurang puas, Bupati memberikan nomor teleponnya untuk masyarakat berkeluh kesah, atau mungkin bisa menyampaikan uneg uneg melalui surat atau bisa datang langsung setiap Jum'at setelah Shalat Jum'at. Pintu Pendopo selalu terbuka untuk masyarakat Sonjo Pendopo setiap Jum'at.*


Baca juga: Bendungan Tugu Trenggalek ditarget rampung 2021