Pertamina berikan bantuan kepada perajin batik disabilitas Boyolali
21 Juni 2019 21:20 WIB
PT Pertamina melihat lihat pameran produksi batik dari para perajin disabilitas "Rumah Batik Sriekandi Patra" di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat. (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memberikan dana bantuan senilai Rp180 juta kepada perajin disabilitas "Rumah Batik Sriekandi Patra" di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.
Dana bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina untuk para perajin disabilitas tersebut diserahkan oleh General Manager Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, Iin Febrian, kepada perwakilan pembatik Rumah Batik Sriekandi Patra di Desa Tawangsari Boyolali.
GM Pertamina MOR IV Jateng dan DIY Iin Febrian mengatakan Rumah Batik Sriekandi Patra merupakan perajin batik yang beranggotakan warga disabilitas dan berasal dari Desa Tawangsari Boyolali.
Rumah Batik Sriekandi Patra merupakan salah satu program CSR PT Pertamina (Persero) dan menjadi bagian dari CSR Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Teras Boyolali.
Berkat karya dan kesungguhannya, pada 2018, kata Iin, turut memberikan kontribusi terhadap penghargaan Proper Emas yang diraih oleh TBBM Boyolali dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Proper Emas merupakan penghargaan tertinggi bagi semua perusahaan yang dinilai oleh Kementerian LHK.
"Penghargaan ini diraih di antaranya karena program CSR yang diimplementasikan melalui Rumah Batik Sriekandi Patra," kata Iin.
Dia mengatakan dana bantuan senilai Rp180 juta yang diberikan kepada Rumah Batik Sriekandi Patra tersebut merupakan bentuk implementasi dari program CSR Pertamina.
Tujuannya di antaranya untuk mengembangkan kegiatan bisnis dari produk batik yang dihasilkan, sebagai pusat edukasi difabel sekaligus pusat pembelajaran batik bagi masyarakat luas.
Iin berharap ke depan workshop batik Sriekandi Patra dapat terus berkembang dan mandiri, serta mampu tereplikasi ke tingkat kabupaten atau tingkat yang lebih luas, sehingga mampu mewujudkan suatu model desa inklusi.
Andar Titi Lestari selaku Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region IV Jawa Tengah dan DIY menambahkan penghargaan proper untuk kategori emas merupakan peringkat tertinggi bagi perusahaan yang berhasil meningkatkan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, dan melakukan upaya-upaya pengembangan masyarakat secara berkesinambungan.
"Kami berharap dengan banyaknya pelaksanaan kegiatan di Pertamina yang melibatkan CSR ini, mampu memperkenalkan program CSR khususnya kepada pekerja Pertamina dan umumnya kepada masyarakat luas," kata Andar.
Selain itu, lanjut dia, juga mampu menjadi salah satu pemacu semangat bagi teman-teman difabel dan masyarakat sekitar untuk terus menjadikan program CSR berkembang dan mandiri ke depannya.
Baca juga: Perajin batik Tuban tenang berkarya dengan perlindungan hak cipta
Baca juga: Perajin batik di Madiun kembangkan motif tanaman porang menjadi ikon
Baca juga: Indonesia hadirkan pembatik ke Saint-Vincent and The Grenadines
Dana bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina untuk para perajin disabilitas tersebut diserahkan oleh General Manager Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, Iin Febrian, kepada perwakilan pembatik Rumah Batik Sriekandi Patra di Desa Tawangsari Boyolali.
GM Pertamina MOR IV Jateng dan DIY Iin Febrian mengatakan Rumah Batik Sriekandi Patra merupakan perajin batik yang beranggotakan warga disabilitas dan berasal dari Desa Tawangsari Boyolali.
Rumah Batik Sriekandi Patra merupakan salah satu program CSR PT Pertamina (Persero) dan menjadi bagian dari CSR Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Teras Boyolali.
Berkat karya dan kesungguhannya, pada 2018, kata Iin, turut memberikan kontribusi terhadap penghargaan Proper Emas yang diraih oleh TBBM Boyolali dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Proper Emas merupakan penghargaan tertinggi bagi semua perusahaan yang dinilai oleh Kementerian LHK.
"Penghargaan ini diraih di antaranya karena program CSR yang diimplementasikan melalui Rumah Batik Sriekandi Patra," kata Iin.
Dia mengatakan dana bantuan senilai Rp180 juta yang diberikan kepada Rumah Batik Sriekandi Patra tersebut merupakan bentuk implementasi dari program CSR Pertamina.
Tujuannya di antaranya untuk mengembangkan kegiatan bisnis dari produk batik yang dihasilkan, sebagai pusat edukasi difabel sekaligus pusat pembelajaran batik bagi masyarakat luas.
Iin berharap ke depan workshop batik Sriekandi Patra dapat terus berkembang dan mandiri, serta mampu tereplikasi ke tingkat kabupaten atau tingkat yang lebih luas, sehingga mampu mewujudkan suatu model desa inklusi.
Andar Titi Lestari selaku Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region IV Jawa Tengah dan DIY menambahkan penghargaan proper untuk kategori emas merupakan peringkat tertinggi bagi perusahaan yang berhasil meningkatkan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, dan melakukan upaya-upaya pengembangan masyarakat secara berkesinambungan.
"Kami berharap dengan banyaknya pelaksanaan kegiatan di Pertamina yang melibatkan CSR ini, mampu memperkenalkan program CSR khususnya kepada pekerja Pertamina dan umumnya kepada masyarakat luas," kata Andar.
Selain itu, lanjut dia, juga mampu menjadi salah satu pemacu semangat bagi teman-teman difabel dan masyarakat sekitar untuk terus menjadikan program CSR berkembang dan mandiri ke depannya.
Baca juga: Perajin batik Tuban tenang berkarya dengan perlindungan hak cipta
Baca juga: Perajin batik di Madiun kembangkan motif tanaman porang menjadi ikon
Baca juga: Indonesia hadirkan pembatik ke Saint-Vincent and The Grenadines
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: