Seniman asal Baturiti terapkan konsep Panca Guru di Colorado
21 Juni 2019 21:18 WIB
I Made Lasmawan menerapkan konsep Panca Guru, saat mengajarkan seni tabuh di Colorado, Amerika Serikat, sebagai seniman asal Baturiti, dengan tidak meninggalkan unsur Budaya Bali. (Antara/Ayu Khania Pranisitha/2019)
Denpasar (ANTARA) - Seniman asal Baturiti, I Made Lasmawan menerapkan konsep Panca Guru saat mengajarkan seni tabuh di Colorado, Amerika Serikat.
"Konsep saya seperti Gending terakhir yaitu Panca Guru jadi dikemas dalam konsep belajar mengajar dalam Gamelan Bali, Guru Tingal, Guru Kuping, Guru Lagu dan Guru Rasa, " kata Dosen sekaligus Guru Gamelan penabuh di Colorado, I Made Lasmawan, pada Jumat.
Ia mengatakan Guru Tingal adalah proses mengenal dari alat - alat tabuh sebelum dimainkan, selanjutnya dari Guru Kuping mengajarkan untuk dapat mendengarkan dengan baik, tempo dan ketukan setiap jenis lagu yang akan dimainkan.
Selain itu, Guru Lagu dan Guru Rasa yang juga mengajarkan untuk dapat ikut mengalir di setiap alur lagu, dan menguasai nya sehingga mampu menampilkan dengan baik.
Dalam proses pembuatan musik Gamelan juga melibatkan ketiga anaknya yang menerapkan konsep Catur Guru. Ilmu tersebut diambil dari pengertian secara keagamaan yang juga digabungkan dengan unsur modern.
"Mereka kalau enggak punya latar belakang musik sulit mendapatkan rasa dari musik itu sendiri, untuk saat ini dijamin tempo sudah dikuasai, setiap ketukannya bisa dirasakan dan diketahui oleh mereka, ditambah dengan memasukkan beberapa teknik Gamelan," jelasnya.
Baca juga: Penonton penuhi konser gamelan di Selandia Baru
Pihaknya juga menggabungkan beberapa komposisi hingga menjadi sebuah Gamelan dengan mengikuti pola lama dan tidak meninggalkan unsur kebudayaan Bali.
Sedangkan anak pertamanya, I Putu Tangkas Adi Ramayana mengemas Gamelan dengan menggabungkan pola lama dan modern. Hal ini bertujuan untuk tetap mengingat dan menghormati Seniman - Seniman terdahulu khususnya seniman I Wayan Brata.
Ia juga menjelaskan sudah mengajar di Amerika Serikat sekitar 30 tahun dan telah menyebarkan Gamelan Bali di 15 universitas dan tiga sekolah dasar dan dua community group.
I Made Lasmawan yang berasal dari lulusan Institut Seni Indonesia di Solo, Jawa Tengah yang juga mengajarkan seni Gamelan Jawa dan Gamelan Bali.
Dalam mengembangkan karya seni nya dengan warga asing Amerika, juga turut mendapat perhatian dari konsulat Indonesia di Los Angeles, dan salah satu Company di bidang kesenian berupa bantuan dana.
Selain itu juga, warga Amerika yang tergabung dalam grup Tunas Mekar ini juga mengeluarkan dana pribadi untuk transportasi dan akomodasi dalam menampilkan kesenian Gamelan Bali ini.
Baca juga: Tunas Mekar asal Amerika meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-41
Baca juga: Tari dan gamelan Bali SJI dan Puspa Warna tampil di Ferme Du Mousseau, Paris
"Konsep saya seperti Gending terakhir yaitu Panca Guru jadi dikemas dalam konsep belajar mengajar dalam Gamelan Bali, Guru Tingal, Guru Kuping, Guru Lagu dan Guru Rasa, " kata Dosen sekaligus Guru Gamelan penabuh di Colorado, I Made Lasmawan, pada Jumat.
Ia mengatakan Guru Tingal adalah proses mengenal dari alat - alat tabuh sebelum dimainkan, selanjutnya dari Guru Kuping mengajarkan untuk dapat mendengarkan dengan baik, tempo dan ketukan setiap jenis lagu yang akan dimainkan.
Selain itu, Guru Lagu dan Guru Rasa yang juga mengajarkan untuk dapat ikut mengalir di setiap alur lagu, dan menguasai nya sehingga mampu menampilkan dengan baik.
Dalam proses pembuatan musik Gamelan juga melibatkan ketiga anaknya yang menerapkan konsep Catur Guru. Ilmu tersebut diambil dari pengertian secara keagamaan yang juga digabungkan dengan unsur modern.
"Mereka kalau enggak punya latar belakang musik sulit mendapatkan rasa dari musik itu sendiri, untuk saat ini dijamin tempo sudah dikuasai, setiap ketukannya bisa dirasakan dan diketahui oleh mereka, ditambah dengan memasukkan beberapa teknik Gamelan," jelasnya.
Baca juga: Penonton penuhi konser gamelan di Selandia Baru
Pihaknya juga menggabungkan beberapa komposisi hingga menjadi sebuah Gamelan dengan mengikuti pola lama dan tidak meninggalkan unsur kebudayaan Bali.
Sedangkan anak pertamanya, I Putu Tangkas Adi Ramayana mengemas Gamelan dengan menggabungkan pola lama dan modern. Hal ini bertujuan untuk tetap mengingat dan menghormati Seniman - Seniman terdahulu khususnya seniman I Wayan Brata.
Ia juga menjelaskan sudah mengajar di Amerika Serikat sekitar 30 tahun dan telah menyebarkan Gamelan Bali di 15 universitas dan tiga sekolah dasar dan dua community group.
I Made Lasmawan yang berasal dari lulusan Institut Seni Indonesia di Solo, Jawa Tengah yang juga mengajarkan seni Gamelan Jawa dan Gamelan Bali.
Dalam mengembangkan karya seni nya dengan warga asing Amerika, juga turut mendapat perhatian dari konsulat Indonesia di Los Angeles, dan salah satu Company di bidang kesenian berupa bantuan dana.
Selain itu juga, warga Amerika yang tergabung dalam grup Tunas Mekar ini juga mengeluarkan dana pribadi untuk transportasi dan akomodasi dalam menampilkan kesenian Gamelan Bali ini.
Baca juga: Tunas Mekar asal Amerika meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-41
Baca juga: Tari dan gamelan Bali SJI dan Puspa Warna tampil di Ferme Du Mousseau, Paris
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019
Tags: