KEK China sanggah lakukan "transhipment" untuk menghindari pajak AS
21 Juni 2019 17:03 WIB
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Balai Agung Rakyat di Beijing, China, Senin (29/4/2019). (REUTERS/POOL)
Phnom Penh (ANTARA) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik China di Kamboja menyangkal bahwa perusahaannya telah didenda oleh Amerika Serikat atas transhipment" (pemindahan barang dari satu kapal ke kapal lain di laut lepas) sebagai cara untuk menghindari pajak dari Presiden AS Donald Trump atas barang impor China.
Juru Bicara Kedutaan Amerika Serikat Arend Zwartjes mengatakan kepada Reuters lewat surel, Rabu, bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri telah memeriksa dan mendenda sejumlah perusahaan di area Sihanoukville Special Economic Zone (SSEZ) atas pemindahan barang di area tersebut untuk menghindari pajak.
Zwartjes tidak menyebutkan satu pun nama perusahaan maupun berapa banyak yang telah didenda agar menghindari pajak, berapa besar pajak tersebut, atau barang apa sajyyang diekspor.
Pihak SSEZ pada lamannya Kamis ini, menyanggah dugaan tersebut dan mengatakan investigasi internal mengungkapkan tidak ada perusahaan yang beroperasi di KEK telah didenda oleh pihak AS.
“Hasil investigasi menunjukkan 29 firma di SSEZ yang mengekspor barangnya ke AS belum diselidiki atau dihukum oleh bea cukai Amerika Serikat akhir-akhir ini,” kata pihak SSEZ.
“Kami sangat menyesalkan reputasi SSEZ yang rusak akibat laporan palsu itu,” tambahnya.
“Kami selalu menekankan kawasan yang dikelola secara kelembagaan dan administrasi berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku, serta dengan tegas menentang segala bentuk aktivitas ilegal.”
Juru Bicara AS itu menolak untuk memberikan komentar atas pernyataan itu.
Bulan ini, departemen bea cukai Vietnam mengatakan telah menemukan hasil kasus mengenai pengekspor yang mengganti label barang-barang China menjadi “Dibuat di Vietnam” secara ilegal agar terhindar dari pajak yang dikenakan akibat perselisihan AS-China.
China adalah negara donor dan investor terbesar bagi Kamboja, yang menyuplai jutaan dolar dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman melalui “Belt and Road Initiative”, suatu prakarsa China yang bertujuan mendukung hubungan darat dan laut dengan Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kamboja mulai pelatihan militer gabungan dengan China
Baca juga: Kamboja menentang bahas LCS, ASEAN alami jalan buntu
Baca juga: China serang balik AS, bidik pajak barang
Juru Bicara Kedutaan Amerika Serikat Arend Zwartjes mengatakan kepada Reuters lewat surel, Rabu, bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri telah memeriksa dan mendenda sejumlah perusahaan di area Sihanoukville Special Economic Zone (SSEZ) atas pemindahan barang di area tersebut untuk menghindari pajak.
Zwartjes tidak menyebutkan satu pun nama perusahaan maupun berapa banyak yang telah didenda agar menghindari pajak, berapa besar pajak tersebut, atau barang apa sajyyang diekspor.
Pihak SSEZ pada lamannya Kamis ini, menyanggah dugaan tersebut dan mengatakan investigasi internal mengungkapkan tidak ada perusahaan yang beroperasi di KEK telah didenda oleh pihak AS.
“Hasil investigasi menunjukkan 29 firma di SSEZ yang mengekspor barangnya ke AS belum diselidiki atau dihukum oleh bea cukai Amerika Serikat akhir-akhir ini,” kata pihak SSEZ.
“Kami sangat menyesalkan reputasi SSEZ yang rusak akibat laporan palsu itu,” tambahnya.
“Kami selalu menekankan kawasan yang dikelola secara kelembagaan dan administrasi berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku, serta dengan tegas menentang segala bentuk aktivitas ilegal.”
Juru Bicara AS itu menolak untuk memberikan komentar atas pernyataan itu.
Bulan ini, departemen bea cukai Vietnam mengatakan telah menemukan hasil kasus mengenai pengekspor yang mengganti label barang-barang China menjadi “Dibuat di Vietnam” secara ilegal agar terhindar dari pajak yang dikenakan akibat perselisihan AS-China.
China adalah negara donor dan investor terbesar bagi Kamboja, yang menyuplai jutaan dolar dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman melalui “Belt and Road Initiative”, suatu prakarsa China yang bertujuan mendukung hubungan darat dan laut dengan Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kamboja mulai pelatihan militer gabungan dengan China
Baca juga: Kamboja menentang bahas LCS, ASEAN alami jalan buntu
Baca juga: China serang balik AS, bidik pajak barang
Penerjemah: Azizah Fitriyanti, Rika Febrianti
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: