7 museum ikut serta dalam pameran keliling Museum Ranggawarsito
21 Juni 2019 16:07 WIB
Bupati Kudus Muhammad Tamzil didampingi Wakilnya Hartopo dan Plt Kepala Museum Ranggawarsito Jateng Bambang Supriyono melihat salah satu koleksi Museum Ranggawarsito saat pameran keliling Museum Ranggawarsito di GOR Bung Karno Kudus, Jumat (21/6/2019). (ANTARA/ Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Sebanyak tujuh museum di Provinsi Jawa Tengah ikut serta dalam pameran keliling Museum Ranggawarsito Jateng yang digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Bung Karno Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama lima hari mulai tanggal 21-25 Juni 2019.
Menurut Pelaksana tugas Kepala Museum Ranggawarsito Jateng Bambang Supriyono di Kudus, Jumat, ketujuh museum yang ikut serta dalam pameran keliling tahap pertama, yakni Museum Ranggawarsito Jateng, Museum Masjid Agung Jateng, Museum Kretek Kudus, Museum Patiayam, Museum Jenang, Museum Kaligrafi, dan Museum Batik.
Masing-masing museum, kata dia, akan menampilkan aneka koleksi yang berbeda-beda.
Adapun tujuan pameran keliling ini, kata dia, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap museum.
Tujuan lainnya, yakni menjadikan museum sebagai destinasi wisata yang sarat dengan edukasi dan sejarah.
"Kehadiran kami di Kabupaten Kudus juga dalam rangka mendekatkan koleksi museum kepada masyarakat serta untuk membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kudus Muhammad Tamzil menyambut baik digelarnya pameran keliling Museum Ranggawarsito yang melibatkan pengelola museum baik oleh pemerintah maupun swasta.
Apalagi, lanjut dia, keberadaan museum juga penting karena sebagai tempat belajar peristiwa bersejarah di masa lalu.
Selain menjadi tempat pembelajaran, kata dia, museum sudah lazim dijadikan tempat rekreasi keluarga maupun anak sekolah.
"Kami sangat mendukung karena tidak hanya museum pemerintah yang dilibatkan, melainkan ada museum swasta yang dilibatkan," ujarnya.
Menurut dia kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk saling belajar antara museum Ronggowarsito dan museum di kudus.
Untuk meningkatkan daya tariknya terhadap masyarakat, terutama generasi muda, museum perlu dibuat lebih atraktif, seperti memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Misal, ketika ada salah satu koleksi yang disentuh oleh anak langsung muncul suara yang akan bercerita tentang riwayat benda tersebut," ujarnya.
Ia berharap jajarannya membuat inovasi agar koleksi di museum, baik Museum Patiayam maupun Museum Kretek menjadi lebih menarik dikunjungi.
Museum Ranggawarsito sendiri menampilkan 74 koleksi, Museum Patiayam delapan koleksi, Museum Jenang 34 koleksi, Museum Kretek 60 koleksi, Museum Batik 20 koleksi serta ditambah koleksi dari Museum Masjid Agung dan Kaligrafi.
Koleksi dari Museum Ranggawarsito yang ditampilkan mulai dari fosil pithecanthropus erectus, kapak lonjong, naskah lontar, hingga piring keramik masa dinasti ming. Sedangkan Museum Patiayam menampilkan fosil kepala banteng, gading gajah purba serta beberapa koleksi lain.
Sementara Museum Jenang Kudus menampilkan Miniatur Menara Kudus, peralatan produksi tempo dulu, bahan baku jenang, hingga motor antik juga ikut dipamerkan. *
Baca juga: Fosil Purba Museum Patiayam ikut pameran Museum Ronggowarsito
Baca juga: Museum Jenang Kudus kian diminati wisatawan
Baca juga: Museum Kretek Kudus masih dipadati pengunjung
Menurut Pelaksana tugas Kepala Museum Ranggawarsito Jateng Bambang Supriyono di Kudus, Jumat, ketujuh museum yang ikut serta dalam pameran keliling tahap pertama, yakni Museum Ranggawarsito Jateng, Museum Masjid Agung Jateng, Museum Kretek Kudus, Museum Patiayam, Museum Jenang, Museum Kaligrafi, dan Museum Batik.
Masing-masing museum, kata dia, akan menampilkan aneka koleksi yang berbeda-beda.
Adapun tujuan pameran keliling ini, kata dia, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap museum.
Tujuan lainnya, yakni menjadikan museum sebagai destinasi wisata yang sarat dengan edukasi dan sejarah.
"Kehadiran kami di Kabupaten Kudus juga dalam rangka mendekatkan koleksi museum kepada masyarakat serta untuk membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kudus Muhammad Tamzil menyambut baik digelarnya pameran keliling Museum Ranggawarsito yang melibatkan pengelola museum baik oleh pemerintah maupun swasta.
Apalagi, lanjut dia, keberadaan museum juga penting karena sebagai tempat belajar peristiwa bersejarah di masa lalu.
Selain menjadi tempat pembelajaran, kata dia, museum sudah lazim dijadikan tempat rekreasi keluarga maupun anak sekolah.
"Kami sangat mendukung karena tidak hanya museum pemerintah yang dilibatkan, melainkan ada museum swasta yang dilibatkan," ujarnya.
Menurut dia kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk saling belajar antara museum Ronggowarsito dan museum di kudus.
Untuk meningkatkan daya tariknya terhadap masyarakat, terutama generasi muda, museum perlu dibuat lebih atraktif, seperti memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Misal, ketika ada salah satu koleksi yang disentuh oleh anak langsung muncul suara yang akan bercerita tentang riwayat benda tersebut," ujarnya.
Ia berharap jajarannya membuat inovasi agar koleksi di museum, baik Museum Patiayam maupun Museum Kretek menjadi lebih menarik dikunjungi.
Museum Ranggawarsito sendiri menampilkan 74 koleksi, Museum Patiayam delapan koleksi, Museum Jenang 34 koleksi, Museum Kretek 60 koleksi, Museum Batik 20 koleksi serta ditambah koleksi dari Museum Masjid Agung dan Kaligrafi.
Koleksi dari Museum Ranggawarsito yang ditampilkan mulai dari fosil pithecanthropus erectus, kapak lonjong, naskah lontar, hingga piring keramik masa dinasti ming. Sedangkan Museum Patiayam menampilkan fosil kepala banteng, gading gajah purba serta beberapa koleksi lain.
Sementara Museum Jenang Kudus menampilkan Miniatur Menara Kudus, peralatan produksi tempo dulu, bahan baku jenang, hingga motor antik juga ikut dipamerkan. *
Baca juga: Fosil Purba Museum Patiayam ikut pameran Museum Ronggowarsito
Baca juga: Museum Jenang Kudus kian diminati wisatawan
Baca juga: Museum Kretek Kudus masih dipadati pengunjung
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: