Pemimpin EU gagal sepakati calon buat jabatan tertinggi
21 Juni 2019 15:42 WIB
Presiden Komisi Eropa Jean-CLaude Juncker mengangkat tangan saat tiba pada ktt pemimpin Uni Eropa setelah pemilihan Parlemen Eropa untuk membahas anggota eksekutif EU selama lima tahun ke depan, di Brussel, Belgia, Selasa (28/5/2019). REUTERS/Yves Herman/djo/foc
Brussel, Belgia (ANTARA) - Para pemimpin Uni Eropa (EU) pada Jumat gagal mencapai kesepakatan mengenai calon jabatan tertinggi blok tersebut dan mengumumkan bahwa mereka akan bertemu lagi pada 30 Juni untuk mengupayakan kesepakatan.
"Tak ada mayoritas untuk calon mana pun ... (Dewan) akan bertemu lagi pada 30 Juni," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dalam satu taklimat setelah pertemuan para pemimpin anggota.
Penerus Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker sebagai kepala eksekutif EU adalah peran pimpinan penting di Brussel.
Berdasarkan peraturan EU, negara anggota mesti memilih siapa yang akan mengurus komisi dan Parlemen Eropa harus mengesahkan pilihan itu. Parlemen tersebut berkeras bahwa hanya calon pemimpin partai, yang maju dalam pemilihan umum pada Mei, yang dianggap memenuhi syarat untuk jabatan itu. Tapi, tak satu pun nama terkemuka dalam pemilihan umum telah meraih konsensus di kalangan empat partai utama parlemen untuk menggantikan Juncker.
Sumber: Xinhua-OANA
Baca juga: Para anggota UE terima "scorecard" campuran mengenai tujuan iklim
Baca juga: Diplomat senior Uni Eropa dukung kesepakatan nuklir Iran
Baca juga: EU umumkan bantuan Rp351 miliar untuk rakyat Palestina
"Tak ada mayoritas untuk calon mana pun ... (Dewan) akan bertemu lagi pada 30 Juni," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dalam satu taklimat setelah pertemuan para pemimpin anggota.
Penerus Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker sebagai kepala eksekutif EU adalah peran pimpinan penting di Brussel.
Berdasarkan peraturan EU, negara anggota mesti memilih siapa yang akan mengurus komisi dan Parlemen Eropa harus mengesahkan pilihan itu. Parlemen tersebut berkeras bahwa hanya calon pemimpin partai, yang maju dalam pemilihan umum pada Mei, yang dianggap memenuhi syarat untuk jabatan itu. Tapi, tak satu pun nama terkemuka dalam pemilihan umum telah meraih konsensus di kalangan empat partai utama parlemen untuk menggantikan Juncker.
Sumber: Xinhua-OANA
Baca juga: Para anggota UE terima "scorecard" campuran mengenai tujuan iklim
Baca juga: Diplomat senior Uni Eropa dukung kesepakatan nuklir Iran
Baca juga: EU umumkan bantuan Rp351 miliar untuk rakyat Palestina
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: