Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan program inkubasi bisnis kepada 15 start up melalui program Inkubasi Bisnis Talent Cube Batc-2.

Melalui program inkubasi bisnis ini, para peserta akan mengikuti serangkaian program pengembangan bisnis berbasis digital.

"Kami dorong agar para tenant start up yang mengikuti inkubasi bisnis ini dapat mengembangkan bisnis digital sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Kemnaker, Tri Retno Isnaningsih melalui siaran pers, Jakarta, Jumat.

Kepala Barenbang Retno mengatakan pengembangan inkubasi bisnis startup berbasis digital merupakan salah satu program unggulan Kemnaker dalam menghadapi industri 4.0.

"Dalam program inkubasi startup ini, ide-ide bisnis berbasis teknologi mulai diciptakan, serta diuji dan dipersiapkan untuk memasuki pasar. Kita fasilitasi mulai dari permulaan, penguatan, hingga pengembangan," kata Retno.

Retno menambahkan, salah satu indikator berkembangnya bisnis para talent adalah jumlah tenaga kerja yang terserap.

"Salah satu indikator kami bisa mengembangkan bisnis adalah tenaga kerja yang bisa direkrut. Jadi tujuannya adalah menarik tenaga kerja," kata Retno.

Pemerintah Indonesia, kata Retno, terus mendorong pertumbuhan wirausaha Indonesia. Karena, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta.

Jumlah tersebut masih kalah jika dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 5 persen, Singapura 7 persen, maupun Jepang 9 persen.

"Saya mengajak para pelaku bisnis untuk bisa terus memanfaatkan fasilitas dan akses yang tersedia, dan tentu kami sangat senang atas saran dan masukkannya mengenai apa saja yang dibutuhkan di Ruang Innovation Room ini," ujarnya.

Senada dengan Retno, Direktur Program Talent Indonesia Anjani Amitya Kirana, menjelaskan usaha nonformal berbasis digital semakin diminati. Indonesia pun disebutnya sangat berpotensi untuk mengembangkan sektor ini, mengingat 60 persen angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor informal.

Namun, masyarakat yang bekerja di sektor tersebut masih terkendala pada akses untuk melakukan kolaborasi dan kelayakan hidup.

Mereka juga masih terkendala untuk menentukan standar keahlian pada jenis pekerjaan yang baru, serta sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Jadi kita sebenarnya punya 60 persen talent potensial yang bergerak di bisnis teknologi digital. Inilah yang ingin coba dikembangkan dalam talent hub," kata Anjani.

Dalam program inkubasi bisnis, para peserta akan mendapat berbagai pelatihan seperti maping strategic partner, socializing and scouting, vocational training and business accelaration, sertification, dan match making.

"Langkah selanjutnya dalam pengembangan inkubasi bisnis ini adalah mempertemukan start up dan industri terkait agar terus tumbuh dan berkembang. Kita harapkan terwujudnya kesempatan kerja baru dan mempercepat pengurangan pengangguran," kata Anjani.

Baca juga: Kemnaker-Nissan kerja sama tingkatkan kualitas pelatihan otomotif
Baca juga: Kemnaker genjot pelatihan vokasi secara masif
Baca juga: Kemnaker adakan pelatihan barista