Desa Pela kembangkan Industri Kreatif Enceng Gondok
20 Juni 2019 21:31 WIB
Ilustrasi - Seorang perempuan mengamati sejumlah kerajinan rumah tangga yang berbahan natural saat Majapahit Travel Fair 2011 di Grand City, Surabaya, Kamis (19/5). Kerajinan hasil industri rumahan yang berbahan dari bahan natural seperti enceng gondok, agel dan pelepah pisang tersebut dijual seharga Rp5.000-Rp1 juta. (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Samarinda (ANTARA) - Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berusaha mengembangkan aneka industri kreatif dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.
Pengembangan berbagai industri makanan dan kerajinan yang sudah dilakukan dinilai masih kurang. Desa Pela mulai melirik pengembangan industri pengolahan produk turunan berbahan baku eceng gondok.
Kepala Desa Pela, Supyan Noor dihubungi dari Samarinda, Kamis, mengatakan niatnya mengembangkan industri pengolahan bahan baku eceng gondok tersebut utamanya meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat.
Ia mengatakan alasan mengembangkan industri enceng gondok karena potensi bahan bakunya mudah didapatkan, mengingat wilayah desa Pela mempunyai banyak Danau.
Selain itu, lanjut Supyan, keberadaan eceng gondok juga dinilai menjadi gulma merusak lingkungan air dan harus dimusnahkan.
“Sejalan dengan itu, kita pernah dapat bantuan alat teknologi terapan untuk pengolahan eceng gondok dari program kerjasama Dinas Lingkungan Hidup dan dan Forum Danau. Hanya saja pelatihan pemanfaatan mesin hingga teknik pengolahan produknya terbilang singkat, sehingga masih butuh pelatihan lebih spesifik lagi untuk memulainya,” kata Supyan Noor saat berbincang.
Ia berharap dukungan pihak terkait membantu fasilitasi pelatihan inovasi pemanfaatan limbah danau untuk kegiatan produktif seperti kerajinan maupun pupuk kompos berbahan baku eceng gondok.
Pihaknya akan memberdayakan masyarakat desa, karang taruna dan berbagi kelompok tani untuk ikut terlibat dalam usaha industri kreatif tersebut.
"Untuk sementara para pemuda membuat kerajinan topi seraung yang dijual bagi masyarakat setempat maupun wisatawan yang datang. Mereka hanya melukis topi seraung yang sudah jadi yang di beli dari desa sebelah agar terlihat lebih menarik dengan berbagai gambar karakter,” sebutnya.
Selain itu, kata Sofyan, para petani lokal juga dilibatkan dalam pengemasan dan penjualan aneka produk ikan seperti ikan asin dan kerupuk ikan sebagai oleh-oleh khas Desa Pela.*
Baca juga: Enceng gondok sebagai bahan pakan ikan alternatif
Baca juga: Enceng Gondok tutupi 70 persen Danau Limboto
Pengembangan berbagai industri makanan dan kerajinan yang sudah dilakukan dinilai masih kurang. Desa Pela mulai melirik pengembangan industri pengolahan produk turunan berbahan baku eceng gondok.
Kepala Desa Pela, Supyan Noor dihubungi dari Samarinda, Kamis, mengatakan niatnya mengembangkan industri pengolahan bahan baku eceng gondok tersebut utamanya meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat.
Ia mengatakan alasan mengembangkan industri enceng gondok karena potensi bahan bakunya mudah didapatkan, mengingat wilayah desa Pela mempunyai banyak Danau.
Selain itu, lanjut Supyan, keberadaan eceng gondok juga dinilai menjadi gulma merusak lingkungan air dan harus dimusnahkan.
“Sejalan dengan itu, kita pernah dapat bantuan alat teknologi terapan untuk pengolahan eceng gondok dari program kerjasama Dinas Lingkungan Hidup dan dan Forum Danau. Hanya saja pelatihan pemanfaatan mesin hingga teknik pengolahan produknya terbilang singkat, sehingga masih butuh pelatihan lebih spesifik lagi untuk memulainya,” kata Supyan Noor saat berbincang.
Ia berharap dukungan pihak terkait membantu fasilitasi pelatihan inovasi pemanfaatan limbah danau untuk kegiatan produktif seperti kerajinan maupun pupuk kompos berbahan baku eceng gondok.
Pihaknya akan memberdayakan masyarakat desa, karang taruna dan berbagi kelompok tani untuk ikut terlibat dalam usaha industri kreatif tersebut.
"Untuk sementara para pemuda membuat kerajinan topi seraung yang dijual bagi masyarakat setempat maupun wisatawan yang datang. Mereka hanya melukis topi seraung yang sudah jadi yang di beli dari desa sebelah agar terlihat lebih menarik dengan berbagai gambar karakter,” sebutnya.
Selain itu, kata Sofyan, para petani lokal juga dilibatkan dalam pengemasan dan penjualan aneka produk ikan seperti ikan asin dan kerupuk ikan sebagai oleh-oleh khas Desa Pela.*
Baca juga: Enceng gondok sebagai bahan pakan ikan alternatif
Baca juga: Enceng Gondok tutupi 70 persen Danau Limboto
Pewarta: Arumanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: