Iran kecam "pelanggaran wilayah udara" oleh AS
20 Juni 2019 18:30 WIB
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (kanan) berbicara di samping Elmar Brok (kiri), Ketua Komite Parlemen Eropa untuk Urusan Luar Negeri, di Parlemen Uni Eropa di Brussels, Belgia, Selasa (16/2). (REUTERS/Francois Lenoir)
Dubai (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Iran pada Kamis mengecam apa yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap wilayah udara Iran oleh pesawat tanpa awak atau "drone" Amerika Serikat, menurut laporan stasiun TV pemerintah Iran.
Pihak Iran juga memperingatkan konsekuensi dari tindakan provokatif seperti itu.
"Pelanggaran terhadap perbatasan Iran sangat dikecam.... Kami memperingatkan konsekuensi aksi provokatif dan ilegal seperti itu," kata juru bicara kementerian Abbas Mousavi.
Iran pada Kamis mengatakan bahwa Pengawal Revolusi mereka (IRGC) menembak jatuh drone AS yang menerobos wilayah selatan Iran, dan meningkatkan kekhawatiran konfrontasi baru dengan AS.
Terkait kecaman Iran itu, Washington mengatakan drone miliknya ditembak jatuh di wilayah udara internasional.
Sumber: Reuters
Baca juga: Utusan Jerman bertandang ke Iran sebagai penengah
Baca juga: Panglima Garda Revolusi: Amerika tidak berani serang Iran
Baca juga: AS kaji rencana militer terkait Iran
Pihak Iran juga memperingatkan konsekuensi dari tindakan provokatif seperti itu.
"Pelanggaran terhadap perbatasan Iran sangat dikecam.... Kami memperingatkan konsekuensi aksi provokatif dan ilegal seperti itu," kata juru bicara kementerian Abbas Mousavi.
Iran pada Kamis mengatakan bahwa Pengawal Revolusi mereka (IRGC) menembak jatuh drone AS yang menerobos wilayah selatan Iran, dan meningkatkan kekhawatiran konfrontasi baru dengan AS.
Terkait kecaman Iran itu, Washington mengatakan drone miliknya ditembak jatuh di wilayah udara internasional.
Sumber: Reuters
Baca juga: Utusan Jerman bertandang ke Iran sebagai penengah
Baca juga: Panglima Garda Revolusi: Amerika tidak berani serang Iran
Baca juga: AS kaji rencana militer terkait Iran
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: