Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat diiringi dengan sentimen positif pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian global.

Rupiah menguat 87 poin atau 0,61 persen menjadi Rp14.182 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp14.269 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan penguatan rupiah ini berpotensi terjadi hingga akhir pekan dan mendekati posisi Rp14.000-an.

"Penyebabnya adalah bank sentral yang saat ini cenderung dovish untuk mengantisipasi perkembangan global yang dapat memburuk akibat perang dagang dan Brexit," ujarnya.

Ibrahim mengatakan perilaku bank sentral di seluruh dunia yang dovish tersebut telah diikuti oleh Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan suku bunga, usai suku bunga The Fed tidak mengalami penurunan pada Rabu (19/6).

"Pergerakan ini merupakan level yang cukup signifikan dan kemungkinan akan kembali menguat pasca BI merilis kebijakan mengenai suku bunga," katanya.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.245 per dolar AS. Sepanjang hari, pergerakan rupiah bergerak stabil meski sempat mengalami perlemahan tertinggi pada posisi Rp14.250 per dolar AS.

Sementara itu referensi Bank Indonesia pada Kamis ini juga menunjukkan penguatan rupiah menjadi Rp14.236 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.271 per dolar AS.

Baca juga: Terpengaruh sentimen penutupan Pemerintah AS, rupiah menguat ke Rp14.410
Baca juga: Dolar AS kurangi kerugian setelah senat akhiri penutupan pemerintahan