Pontianak (ANTARA) - Warga Dusun Peripin, Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, bernama Jarus menemukan amunisi meriam sisa masa konfrontasi RI-Malaysia tahun 1962, saat mencarikan ikan di sungai.

"Beberapa hari lalu kami mencari ikan di sungai, jarak dari dusun sekitar tiga kilometer, saat asik mencari ikan secara tidak sengaja melihat sesuatu mencurigakan di dalam air, ketika diangkat ke permukaan ternyata sebuah amunisi meriam," kata Jarus saat dihubungi di Entikong, Kamis.

Ia menjelaskan, amunisi yang ditemukan itu langsung diangkat dari sungai dan diletakkan tidak jauh dari lokasi penemuan awal.

Menurut dia, dirinya tidak mengetahui amunisi meriam sisa masa konfrontasi itu masih aktif dan sangat bahaya jika salah penanganannya.

Diakuinya, amunisi meriam yang ditemukan saat mencari ikan dibiarkan begitu saja di tengah hutan. Keesokan harinya baru melaporkan temuan itu kepada Satgas Pamtas di Entikong.

"Awalnya saya tidak khawatir ketika mengangkat amunisi meriam itu, maklum tidak paham, tetapi setelah dijelaskan oleh anggota Satgas Pamtas ternyata barang temuan itu sangat bahaya," ungkap Jarus.

Sementara itu, Satgas Pamtas setelah mendapat informasi ada penemuan amunisi meriam sisa konfrontasi RI-Malaysia tahun 1962 silam langsung mendatangi lokasi penemuan tersebut bersama beberapa warga Dusun Peripin untuk melakukan evakuasi agar amunisi tersebut tidak disalahgunakan.

"Kami langsung mendatangi lokasi penemuan amunisi meriam itu, untuk mencegah jangan sampai diutak-atik warga karena kuat dugaan masih aktif meski pun sudah berusia sekitar 57 tahun," kata Anggota Satgas Pamtas, Letu CHK Budi Rudi.

Menurut dia, daya ledak dari amunisi meriam ini tergolong tinggi, sekitar 100 meter dari titik ledak daya hancurnya. "Beruntung temuan itu langsung dilaporkan oleh warga dan tidak diutak-atik," ujarnya.

Ia juga mengingatkan kepada warga agar berhati-hati ketika menemukan barang asing, seperti amunisi meriam tersebut, karena jika salah penanganannya, maka bisa meledak.

Secara historis Entikong dan Sekayam merupakan basis pertahanan TNI ketika kontak senjata masa konfrontasi sehingga kuat dugaan amunisi meriam itu sisa masa konfrontasi yang ditembakkan namun tidak meledak.

"Tidak menutup kemungkinan masih banyak sisa amunisi sejenis di hutan belantara yang belum ditemukan," katanya.
Baca juga: Batalyon Prabu Kian Santang gagalkan penyelundupan pakaian bekas
Baca juga: Pamtas RI-Malaysia amankan 160 senpi rakitan
Baca juga: Penyelundup telur asal Malaysia diserahkan Satgas Pamtas ke Bea Cukai