Kemendikbud: SMK harus sinergi dengan DUDI
19 Juni 2019 16:32 WIB
Kepala Sub Direktorat Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Saryadi Guyatno ST MBA saat peluncuran EMiL di Jakarta, Rabu (19/6/2019). (Foto ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut sekolah terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus melakukan sinergi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
"Dukungan DUDI sangat penting, untuk memastikan pendidikan di sekolah kejuruan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja," Kepala Sub Direktorat Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Saryadi Guyatno ST MBA saat peluncuran EMiL di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan peran DUDI dan pemerintah tidak akan lepas dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu hubungan tersebut sangat penting. Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan dunia industri untuk bekerja sama dengan SMK.
"Tuntutan kompetensi terkait dengan pekerjaan terus berkembang. Oleh karena itu kami menyambut baik kerja sama dengan dunia industri ini," tambah dia.
Tujuannya satu, kata Saryadi, kita ingin meluluskan lulusan yang kompeten, yang dibutuhkan dunia kerja. Oleh karena itu, dia menyambut baik aplikasi EMiL yang diluncurkan PT Erajaya Swasembada.
EMiL atau Erajaya Micro Learning merupakan aplikasi pembelajaran daring terkait kompetensi keahlian untuk tingkat SMK. Peserta didik dan guru SMK yang telah terdaftar dan dapat menggunakan aplikasi EMiL
Dalam kesempatan itu, Saryadi berharap dengan aplikasi tersebut para siswa dan guru bisa meningkatkan kompetensi sebelum terjun di dunia kerja.
Sementara itu, Direktur HR, Legal dan CSR PT Erajaya Swasembada Jimmy Perangin Angin, mengatakan pihaknya sangat senang bisa berkontribusi dalam meningkatkan layanan pendidikan.
"Kami berpikir dalam dunia teknologi saat ini, tidak ada satupun industri yang belum tersentuh digital. Jadi berubah sangat cepat sekali. Nah, bagaimana cara meningkatkan kompetensi dan prosesnya yakni melalui EMiL ini," kata Jimmy.
Baca juga: Pemerintahan baru perlu selaraskan pendidikan dengan "link and match"
Baca juga: Komatsu serahkan alat bantu pendidikan untuk 35 SMK
Baca juga: Menperin targetkan satu juta tenaga kerja SMK tersertifikasi
"Dukungan DUDI sangat penting, untuk memastikan pendidikan di sekolah kejuruan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja," Kepala Sub Direktorat Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Saryadi Guyatno ST MBA saat peluncuran EMiL di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan peran DUDI dan pemerintah tidak akan lepas dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu hubungan tersebut sangat penting. Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan dunia industri untuk bekerja sama dengan SMK.
"Tuntutan kompetensi terkait dengan pekerjaan terus berkembang. Oleh karena itu kami menyambut baik kerja sama dengan dunia industri ini," tambah dia.
Tujuannya satu, kata Saryadi, kita ingin meluluskan lulusan yang kompeten, yang dibutuhkan dunia kerja. Oleh karena itu, dia menyambut baik aplikasi EMiL yang diluncurkan PT Erajaya Swasembada.
EMiL atau Erajaya Micro Learning merupakan aplikasi pembelajaran daring terkait kompetensi keahlian untuk tingkat SMK. Peserta didik dan guru SMK yang telah terdaftar dan dapat menggunakan aplikasi EMiL
Dalam kesempatan itu, Saryadi berharap dengan aplikasi tersebut para siswa dan guru bisa meningkatkan kompetensi sebelum terjun di dunia kerja.
Sementara itu, Direktur HR, Legal dan CSR PT Erajaya Swasembada Jimmy Perangin Angin, mengatakan pihaknya sangat senang bisa berkontribusi dalam meningkatkan layanan pendidikan.
"Kami berpikir dalam dunia teknologi saat ini, tidak ada satupun industri yang belum tersentuh digital. Jadi berubah sangat cepat sekali. Nah, bagaimana cara meningkatkan kompetensi dan prosesnya yakni melalui EMiL ini," kata Jimmy.
Baca juga: Pemerintahan baru perlu selaraskan pendidikan dengan "link and match"
Baca juga: Komatsu serahkan alat bantu pendidikan untuk 35 SMK
Baca juga: Menperin targetkan satu juta tenaga kerja SMK tersertifikasi
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: