Surabaya (ANTARA) - Direktur utama PT Bank Jatim Tbk yang baru ditunjuk hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2019, Hadi Santoso menargetkan menurunkan "Non performing loan" (NPL) atau kredit bermasalah bank itu hingga di bawah tiga persen.

"Beberapa program sudah kami susun untuk kemajuan Bank Jatim, seperti revolusi pegawai dan menyelesaikan kredit bermasalah," kata Hadi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Hadi, usai RUPSLB 2019 di Kantor Pusat Bank Jatim, Jalan Basuki Rahmat Surabaya mengatakan untuk revolusi pegawai dilakukan dengan menggenjot program pendidikan bagi pegawai agar meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

Sedangkan untuk menyelesaikan NPL, kata dia, dilakukan dengan menggandeng lembaga factory atau lembaga khusus yang mampu menyelesaikan kredit bermasalah.

"Kami sudah bicarakan, ada dua lembaga yang kini sedang kami kaji, sebab untuk urusan ini harus berhati-hati betul," tuturnya.

Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha mengatakan saat ini posisi NPL bank milik Pemprov Jatim itu berada pada 3,48 persen dengan penyaluran kredit Rp36 triliun.

"Untuk menyelesaikan kredit bermasalah sampai saat ini memang masih dikatakan berat dan sulit, namun kami sudah bicarakan dengan teman-teman yang lain, dan sudah kami mulai," katanya.

Sementara itu, rencana ketiga jajaran direksi baru Bank Jatim adalah meningkatkan kredit untuk rakyat dan UKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan berbagai model kredit kecil.

Kemudian, program lain yang akan digenjot adalah mempersiapkan digital banking 4.0 dengan tetap mengikuti perkembangan secara terkini.

Untuk rencana ini, Bank Jatim yang diisi salah satunya direksi dari BRI diharapkan bisa menyinergikan energi positif, dan mampu bersaing di pasar.

Baca juga: Bank Jatim bidik potensi ojek daring
Baca juga: Bank Jatim raih kinerja terbaik BUMD pada Top Business