Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor tepung kelapa ke Irak di awal bulan Juni 2019, menyusul permintaan dari negara tersebut.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Darwin Muksin di Manado, Selasa mengatakan, volume tepung kelapa yang diekspor ke Irak sebanyak 26 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 32.500 dolar Amerika Serikat (AS).

"Pasar Irak harus dimanfaatkan dengan baik oleh pengekspor Sulut, karena potensinya sangat besar," katanya.

Permintaan tepung kelapa dari negara-negara di Timur Tengah menjelang dan pascaLebaran, tambahnya, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi biasanya.

"Biasanya dalam sebulan hanya satu kali pengiriman, namun memasuki bulan puasa Ramadhan mengalami peningkatan hingga dua kali. Bahkan mungkin akan lebih banyak lagi ke depannya," kata Darwin.

Ia mengharapkan ekspor tepung kelapa ke Timur Tengah terus meningkat.

"Terbukanya pasar tepung kelapa ke Irak merupakan peluang bagi Sulut mendorong ekspor komoditas andalan itu, sehingga terus merambah ke lebih banyak negara di dunia," katanya.

Tepung kelapa merupakan salah satu komoditas andalan Sulut yang banyak negara tujuan ekspornya dibanding komoditas lain.

Darwin mengatakan meski Irak belum menjadi pasar ekspor paling dominan untuk produk tepung kelapa tersebut, tetapi punya potensi untuk terus berkembang.

Tepung kelapa merupakan salah satu bahan baku utama untuk diolah menjadi beberapa produk bahan kebutuhan masyarakat di negara tersebut.

"Karena itu, saya optimistis ekspor ke negara tersebut akan meningkat di waktu mendatang, sehingga kualitas dan kuantitas produk harus dijaga dengan baik," katanya.


Baca juga: Permintaan tinggi saat Ramadhan, Sulut ekspor tepung kelapa ke Mesir
Baca juga: Timur Tengah minati tepung kelapa Sulawesi Utara
Baca juga: Jerman pembeli rutin tepung kelapa Sulut