Suka kari, konsumsi daging kambing Aceh Barat tertinggi di Aceh
18 Juni 2019 04:21 WIB
Ilustrasi - Warga memasak gulai kari kambing khas Aceh di sebuah tempat wisata di kawasan Batu Putih, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Hingga kini jumlah konsumsi ternak kambing oleh masyarakat di kabupaten itu tertinggi di Aceh dengan jumlah ternak yang disembeli mencapai 50 ekor setiap hari, Minggu (9/6/2019). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)
Meulaboh (ANTARA) - Konsumsi daging kambing di Kabupaten Aceh Barat dalam bentuk gulai kari dan masakan jenis sate tertinggi di Provinsi Aceh, mencapai 50 ekor setiap harinya.
"Jika dijumlahkan secara rata-rata, paling sedikit jumlah konsumsi daging kambing oleh masyarakat di Aceh Barat mencapai 40 ekor. Jumlah tersebut belum termasuk yang dikonsumsi di setiap tempat pesta yang ada di rumah warga," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Said Mahjali kepada Antara, Senin di Meulaboh, Aceh.
Akibat banyaknya jumlah kambing yang disembelih setiap harinya, populasi kambing di daerah itu terus berkurang, sehingga didatangkan dari luar kabupaten seperti Kabupaten Nagan Raya, Aceh Jaya, bahkan dari Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, dan Pidie.
Tidak hanya itu, dampak dari tingginya permintaan masyarakat juga menyebabkan harga jual hewan tersebut kini mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per ekor. Harga ini belum termasuk ternak dengan bobot daging yang banyak, yang harganya bisa mencapai Rp2 juta per ekor.
Sedangkan jumlah peternak yang menggembala dan memelihara hewan tersebut kini sangat sedikit, sehingga menyebabkan harga jual ternak kambing relatif tinggi di wilayah itu.
"Mungkin karena masakan kari kambing khas Aceh memang sangat digemari masyarakat, sehingga jumlah kambing yang disembelih setiap hari juga sangat tinggi," tambah Said Mahjali.
Agar populasi ternak tersebut meningkat di Kabupaten Aceh Barat, Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat berencana melakukan program penambahan populasi ternak tersebut . Dengan program tersebut diharapkan dapat meningkatkan stok daging di kabupaten itu.
"Selama ini kami sudah berhasil melakukan pertumbuhan populasi kerbau di Aceh Barat mencapai lebih dari 25.000 ekor, ke depan kami akan coba lakukan peningkatan populasi ternak kambing agar populasinya tidak berkurang," kata Said Mahjali.
"Jika dijumlahkan secara rata-rata, paling sedikit jumlah konsumsi daging kambing oleh masyarakat di Aceh Barat mencapai 40 ekor. Jumlah tersebut belum termasuk yang dikonsumsi di setiap tempat pesta yang ada di rumah warga," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Said Mahjali kepada Antara, Senin di Meulaboh, Aceh.
Akibat banyaknya jumlah kambing yang disembelih setiap harinya, populasi kambing di daerah itu terus berkurang, sehingga didatangkan dari luar kabupaten seperti Kabupaten Nagan Raya, Aceh Jaya, bahkan dari Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, dan Pidie.
Tidak hanya itu, dampak dari tingginya permintaan masyarakat juga menyebabkan harga jual hewan tersebut kini mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per ekor. Harga ini belum termasuk ternak dengan bobot daging yang banyak, yang harganya bisa mencapai Rp2 juta per ekor.
Sedangkan jumlah peternak yang menggembala dan memelihara hewan tersebut kini sangat sedikit, sehingga menyebabkan harga jual ternak kambing relatif tinggi di wilayah itu.
"Mungkin karena masakan kari kambing khas Aceh memang sangat digemari masyarakat, sehingga jumlah kambing yang disembelih setiap hari juga sangat tinggi," tambah Said Mahjali.
Agar populasi ternak tersebut meningkat di Kabupaten Aceh Barat, Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat berencana melakukan program penambahan populasi ternak tersebut . Dengan program tersebut diharapkan dapat meningkatkan stok daging di kabupaten itu.
"Selama ini kami sudah berhasil melakukan pertumbuhan populasi kerbau di Aceh Barat mencapai lebih dari 25.000 ekor, ke depan kami akan coba lakukan peningkatan populasi ternak kambing agar populasinya tidak berkurang," kata Said Mahjali.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: