Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya penanganan tanggap darurat pascabencana banjir yang menggenangi sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Bantuan tanggap darurat disalurkan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi pengungsian korban bencana di Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara.

"Kami sangat 'concern' dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak awal Juni 2019 ini mengakibatkan kerusakan rumah warga, jalan dan jembatan serta fasilitas umum lainnya.

Basuki menilai dalam masa tanggap darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.

Bantuan secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sultra sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri. Peralatan yang digunakan berupa 4 unit Mobil Tangki Air, 1 unit mobil toilet, 20 unit WC knockdown, 20 unit Hidran Umum (HU), 20 unit pondasi hidran umum.

Seluruh peralatan didistribusikan ke tiga wilayah terdampak banjir, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara.

Kementerian PUPR juga menyalurkan air bersih dengan menurunkan satu unit IPA sistem mobile yang berfungsi untuk menyaring air banjir/sungai menjadi bersih dan layak pakai. Unit IPA berkapasitas maksimum 1,5 liter/detik dengan asumsi untuk memenuhi kebutuhan air minum kurang lebih untuk 1.500 orang.



Untuk menambah layanan air bersih dan sanitasi, Kementerian PUPR melalui Satgas Tanggap Darurat Wilayah V Makassar mengirimkan bantuan berupa 2 unit mobil tangki air, 1 unit mobil toilet, dan dump truck yang mengangkut hidran umum. Pengiriman dilakukan menggunakan kapal laut dan telah tiba Kota Kendari pada Minggu (16/6) dan siap untuk didistribusikan.

Perbaikan jembatan rusak

Selain menangani kebutuhan air minum bagi korban bencana, Kementerian PUPR juga melakukan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak serta pembersihan kota.

Sebanyak empat jembatan rusak yakni Jembatan Asera atau Lasolo, Woimendaa, Baeni II, dan Rahabangga. Pemulihan konektivitas dilakukan secara dua tahap, yakni bersifat sementara dan permanen.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Sulawesi Tenggara Yohanis Tulak Todingrara mengatakan saat ini tengah dilakukan penanganan sementara Jembatan Asera dan Rahabangga yang mengalami kerusakan pada opritnya.

"Penanganan sementara berupa pemasangan Jembatan Bailey panjang 30 meter. Kapasitas beban maksimal jembatan bailey 8 ton atau bisa dilewati 4 kendaraan roda empat satu arah," kata Yohanis.

Selanjutnya upaya penanganan yang bersifat permanen akan dilakukan dari penggantian jembatan, penambahan panjang jembatan, perbaikan alinyemen horizontal/elevasi muka jalan, pembuatan cross drain, perkuatan abutmen jembatan, dan normalisasi sungai.

Kementerian PUPR juga menurunkan Tim Satgas Darurat Tanggap Bencana yang bertugas untuk membantu para korban banjir dalam mengevakuasi barang-barang dan mengontrol ketersediaan stok air bersih bagi para pengungsi.

Bantuan berupa perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari seperti beras, mie instan, minyak goreng, susu, popok bayi, selimut, sarung, biskuit, pakaian layak pakai dan kebutuhan logistik lainnya yang merupakan sumbangan dari seluruh karyawan dan karyawati Kementerian PUPR juga telah dikirim.

Baca juga: PMI bantu kembalikan keceriaan anak korban bencana banjir Konawe

Baca juga: Bantuan untuk penanganan banjir Sulawesi Tenggara masih berlanjut

Baca juga: Sulawesi Tenggara tetapkan masa tanggap darurat bencana 14 hari