Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) di Desa Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat saat ini sudah mencapai rata-rata 80 persen.

Kepala BPBD Provinsi NTB, H Akhsanul Khalik, mengatakan di wilayah itu di bangun dua jenis Rumah Tahan Gempa (RTG), yakni Rumah Instan Konvensional (Riko) dan Rumah Instan Baja (Risba).

"Proses pembangunannya, didampingi oleh tujuh orang fasilitator," ujarnya usai meninjau progres percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga terdampak bencana gempa bumi di Gunung Sari, Senin (17/6).

Ia menjelaskan, pembangunan rumah untuk 341 kepala keluarga (KK) dibagi ke dalam 23 Kelompok Masyarakat (Pokmas). Pokmas ini tersebar di empat Dusun yakni Dusun Medas Desa Timur, Dusun Medas Desa Barat, Dusun Kapek Atas dan Dusun Kapek Bawah.

"Secara umum progresnya sangat baik, bahkan sudah banyak rumah yang hampir rampung atau sudah beratap," terang Khalik.

Mantan Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTB ini mengakui pembangunan RTG di lokasi itu, tidak luput pula dari kendala dan permasalahan teknis yang menjadi batu sandungan tahapan pembangunannya. Namun berkat kemampuan komunikasi dan pendekatan yang baik dari para fasilitator dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, hal itu akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

"Kata kuncinya adalah kebersamaan. Percepatan pembangunan rumah akan terwujud bila kita semua bahu-membahu mengatasi permasalahan. Semuanya harus saling mengisi, karena dengan kebersamaan semua masalah yang kita hadapi di lapangan, pastilah bisa kita selesaikan," katanya.

Baca juga: BPPT luncurkan rumah tahan gempa dan api untuk daerah rawan bencana
Baca juga: Pemerintah beri tenggat masyarakat NTB pilih jenis RTG untuk dibangun
Baca juga: Polda NTB telusuri dugaan permainan anggaran bangun rumah tahan gempa