Atas larangan iklan rokok di internet, Muhammadiyah beri dukungan
17 Juni 2019 14:23 WIB
Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, Jateng, membagikan stiker "Kawasan Tanpa Rokok" kepada pengguna jalan di Magelang dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau se-Dunia. (FOTO ANTARA/Heru Suyitno)
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mendukung larangan iklan rokok di internet sebagaimana polemik tersebut yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.
"Muhammadiyah sejak awal memang telah ada keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid, walaupun belum 'di-tanfid-kan' mengenai status hukum rokok itu, sudah memberikan suatu dorongan dan memberikan masukan agar selain iklan dibatasi, jika dimungkinkan ditiadakan," katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Muhammadiyah juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan upaya pengendalian tembakau.
Sejak awal, kata dia, Muhammadiyah sadar persoalan tembakau dan produknya memiliki dimensi yang luas terutama bagi dunia usaha, tenaga kerja dan industri.
Atas hal itu, Mu'ti mengajukan alternatif soal pengendalian rokok sehingga tidak merugikan dunia usaha.
"Kalau toh misalnya iklan itu tidak bisa sepenuhnya dihapuskan tapi regulasinya bisa dperketat lagi karena memang kita menyadari dampak dari rokok ini cukup serius terutama berkaitan dengan kesehatan khususnya kesehatan generasi muda," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir iklan rokok pada sejumlah wadah media sosial guna menindaklanjuti permintaan Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Kominfo blokir iklan rokok di internet
Baca juga: Menkes minta Menkominfo blokir iklan rokok di internet
Baca juga: YLKI nilai iklan rokok di internet memang layak diblokir
"Muhammadiyah sejak awal memang telah ada keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid, walaupun belum 'di-tanfid-kan' mengenai status hukum rokok itu, sudah memberikan suatu dorongan dan memberikan masukan agar selain iklan dibatasi, jika dimungkinkan ditiadakan," katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Muhammadiyah juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan upaya pengendalian tembakau.
Sejak awal, kata dia, Muhammadiyah sadar persoalan tembakau dan produknya memiliki dimensi yang luas terutama bagi dunia usaha, tenaga kerja dan industri.
Atas hal itu, Mu'ti mengajukan alternatif soal pengendalian rokok sehingga tidak merugikan dunia usaha.
"Kalau toh misalnya iklan itu tidak bisa sepenuhnya dihapuskan tapi regulasinya bisa dperketat lagi karena memang kita menyadari dampak dari rokok ini cukup serius terutama berkaitan dengan kesehatan khususnya kesehatan generasi muda," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir iklan rokok pada sejumlah wadah media sosial guna menindaklanjuti permintaan Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Kominfo blokir iklan rokok di internet
Baca juga: Menkes minta Menkominfo blokir iklan rokok di internet
Baca juga: YLKI nilai iklan rokok di internet memang layak diblokir
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: