Pengelola gerai usaha di Bandara Palembang minta keringanan
14 Juni 2019 18:19 WIB
Seorang petugas pembungkus koper nampak sedang membungkus sebuah koper di Bandara SMB II Palembang, Jumat (14/6) (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)
Palembang (ANTARA) - Para pengelola gerai usaha di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang meminta keringanan biaya lokasi berusaha agar dapat bertahan di tengah tren penurunan trafik penerbangan sejak awal 2019.
Seorang petugas pembungkus koper salah satu maskapai, Rully Ardiansyah, mengatakan bahwa omset produk jasanya turun hingga 70 persen dan merugi puluhan juta rupiah selama empat bulan terakhir.
"Normalnya tahun 2018 setiap hari kami bisa membungkus rata-rata 60 koper, namun tahun ini hanya 30 koper paling banyak,memang sempat naik lagi saat musim mudik kemarin namun kembali sepi usai mudik," ujar Rully di Palembang, Jumat.
Menurut dia, jasa pembungkusan koper sangat merasakan dampak penurunan arus penumpang karena amat bergantung dengan trafik penerbangan, agar tetap bertahan pihaknya telah menyurati otoritas bandara meminta keringanan pembayaran biaya operasional.
Di tempat yang sama seorang karyawan gerai roti, Jelsie, mengaku omset produknya mengalami penurunan sampai 50 persen sejak Februari 2019.
"Karena pembeli tidak seramai tahun lalu maka kami terpaksa agak menahan produksi, sebisa mungkin jangan sampai ada tersisa karena keuntungan begitu tipis saat ini," pungkas Jelsie.
Sementara itu Asisten Manager Of Comercial SMB II, Riski Indra Budiman, membenarkan jika gerai-gerai di Bandara SMB II telah meminta keringanan tarif operasional.
"Kami mengakomodasi permintaan pengelola gerai, jadi memang kami turunkan tarif operasional sesuai penurunan trafik penerbangan, misalnya trafik penerbangan turun 30 persen maka tarif gerai kami turunkan 30 persen juga," jelas Riski.
Penyesuaian tersebut lantaran gerai-gerai bandara yang jumlahnya 40 unit memang sangat bergantung dengan arus pergerakan penumpang, terutama gerai makanan dan minuman.
Bahkan sudah ada dua gerai penjual pakaian dan oleh-oleh yang tutup karena tidak mampu bertahan dengan beban operasional sebab gagal mengimbangi dinamika penurunan penumpang.
Akibat penurunan omset gerai juga, kata dia, Bandara SMB II Palembang terpaksa menanggung kerugian hingga 40 persen selama semester satu 2019 dengan proyeksi kerugian diprediksi berlanjut sampai akhir tahun.
"Memang dilihat trafiknya belum meningkat, tapi kami masih berharap ada angin segar yang bisa memperbaiki trafik penerbangan lagi," demikian Riski.
Baca juga: Penumpang pesawat turun, Menteri BUMN: Kita terus review Garuda
Baca juga: Pertumbuhan penumpang pesawat domestik diprediksi turun Lebaran 2019
Seorang petugas pembungkus koper salah satu maskapai, Rully Ardiansyah, mengatakan bahwa omset produk jasanya turun hingga 70 persen dan merugi puluhan juta rupiah selama empat bulan terakhir.
"Normalnya tahun 2018 setiap hari kami bisa membungkus rata-rata 60 koper, namun tahun ini hanya 30 koper paling banyak,memang sempat naik lagi saat musim mudik kemarin namun kembali sepi usai mudik," ujar Rully di Palembang, Jumat.
Menurut dia, jasa pembungkusan koper sangat merasakan dampak penurunan arus penumpang karena amat bergantung dengan trafik penerbangan, agar tetap bertahan pihaknya telah menyurati otoritas bandara meminta keringanan pembayaran biaya operasional.
Di tempat yang sama seorang karyawan gerai roti, Jelsie, mengaku omset produknya mengalami penurunan sampai 50 persen sejak Februari 2019.
"Karena pembeli tidak seramai tahun lalu maka kami terpaksa agak menahan produksi, sebisa mungkin jangan sampai ada tersisa karena keuntungan begitu tipis saat ini," pungkas Jelsie.
Sementara itu Asisten Manager Of Comercial SMB II, Riski Indra Budiman, membenarkan jika gerai-gerai di Bandara SMB II telah meminta keringanan tarif operasional.
"Kami mengakomodasi permintaan pengelola gerai, jadi memang kami turunkan tarif operasional sesuai penurunan trafik penerbangan, misalnya trafik penerbangan turun 30 persen maka tarif gerai kami turunkan 30 persen juga," jelas Riski.
Penyesuaian tersebut lantaran gerai-gerai bandara yang jumlahnya 40 unit memang sangat bergantung dengan arus pergerakan penumpang, terutama gerai makanan dan minuman.
Bahkan sudah ada dua gerai penjual pakaian dan oleh-oleh yang tutup karena tidak mampu bertahan dengan beban operasional sebab gagal mengimbangi dinamika penurunan penumpang.
Akibat penurunan omset gerai juga, kata dia, Bandara SMB II Palembang terpaksa menanggung kerugian hingga 40 persen selama semester satu 2019 dengan proyeksi kerugian diprediksi berlanjut sampai akhir tahun.
"Memang dilihat trafiknya belum meningkat, tapi kami masih berharap ada angin segar yang bisa memperbaiki trafik penerbangan lagi," demikian Riski.
Baca juga: Penumpang pesawat turun, Menteri BUMN: Kita terus review Garuda
Baca juga: Pertumbuhan penumpang pesawat domestik diprediksi turun Lebaran 2019
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: