Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur segera mengelar "Festival 1000 Moko" sebagai upaya pemerintah dalam melestarikan alat musik tradisional berbentuk tambur yang terancam punah di daerah itu.

"Pada bulan Juli 2019 kami akan menggelar kegiatan Festival 1.000 Moko melibatkan seluruh masyarakat adat. Semua moko (alat musik tradisional) dari semua kecamatan akan dikumpulkan di Alor untuk mengikuti festival itu," kata Sekretaris Daerah, Kabupaten Alor, Hopni Bukang ketika dihubungi dari Kupang, Jumat.

Ia mengatakan, festival itu dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk melestarikan moko yang jumlahnya terus berkurang.

"Dalam festival itu moko yang ada akan kami tampilkan kepada publik agar generasi muda Alor memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian moko sebagai warisan nenek moyang masyarakat Alor," katanya.

Ia menjelaskan, upaya Pemkab Alor dalam menjaga kelestarian moko, selain melakukan festival juga telah membangun museum 1000 Moko di Kota Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor untuk tempat penyimpanan alat musik tradisional moko yang memiliki nilai sejarah sehingga tetap terjaga kelestariannya.

Menurut dia, pemkab juga telah miliki satu replika alat musik moko yang berukuran besar yang dipajang di museum 1000 Moko, agar masyarakat internasional mengetahui bahwa Alor memiliki alat tradisional yang hanya bisa ditemukan di daerah tersebut.

Ia mengatakan, berkurangnya moko karena banyak alat musik tradisional ini dibawa keluar Alor sehingga dikhawatirkan moko menjadi punah.

"Pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga kelestarian alat musik moko sehingga generasi muda Alor tetap menjaga Moko sebagai aset budaya yang perlu dilestarikan secara turun temurun di daerah ini," demikian Hopni Bukang.

Baca juga: Expo Alor tarik investor dengan pameran 70 usaha ekonomi kreatif

Baca juga: Alor tuan rumah Festival Adventure Indonesia 2015