Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah di tengah isu penurunan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate.

Rupiah melemah 39 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.280 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.241 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis mengatakan, sejumlah data-data ekonomi AS menunjukkan perlambatan

"Oleh karena itu, jangan heran kalau The Fed akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat," ujar Ibrahim.

Adapun sinyal perlambatan ekonomi AS diindikasikan yaitu pertama adalah pembacaan awal indeks optimisme ekonomi keluaran IBD/TIPP untuk Juni berada di angka 53,2, turun lumayan jauh dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 58,6 yang merupakan pencapaian tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Kedua, inflasi tingkat produsen AS pada Mei tercatat 0,1 persen secara bulanan (mom), melambat dibandingkan April yaitu 0,2 persen (mom). Ketiga, pada April, pembukaan lowongan kerja baru di Negeri Adidaya yang ditunjukkan melalui survei Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan angka 7,4 juta, turun dibandingkan posisi Maret yaitu 7,5 juta.

Mengutip CME Fedwatch, Jerome 'Jay' Powell dan kolega diperkirakan memulai siklus penurunan Federal Funds Rate pada Juli 2019. Probabilitas penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25 persen dalam rapat The Fed bulan depan mencapai 64,2 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka di level Rp14.241 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.241 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.270 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.234 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Kamis pagi jatuh 9 poin, tembus Rp14.250
Baca juga: Rupiah melemah seiring aksi protes di Hong Kong