Jakarta (ANTARA) - Sejumlah senior Partai Demokrat membentuk Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) untuk menyampaikan seruan moralnya terkait hal-hal internal partai yang selama ini dinilai meresahkan kader.
"Di tengah duka cita mendalam atas wafatnya Ibu HJ Ani Yudhoyono, kami sungguh prihatin dan menyesalkan terjadinya situasi dan kondisi di tengah pusaran utama Demokrat yang meresahkan kader," kata politisi senior Demokrat Max Sopacua dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Max menyampaikan para kader senior selaku keluarga besar Partai Demokrat, penggagas, pendiri dan pembangun kejayaan partai, merasa perlu menyampaikan seruan moral.
Dia menyampaikan berdasarkan opini dan aspirasi rakyat yang berkembang terkait Pemilu 2019 maupun pasca-Pemilu 2019, ada beberapa pernyataan kader dan pengurus Demokrat, antara lain Ferdinand Hutahaean, Rachland Nashidik dan Andi Arief yang tidak sesuai marwah, karakter dan jati diri Demokrat.
Hal tersebut dinilai melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan, membenturkan Demokrat dengan partai, tokoh dan komunitas lain terutama ulama dan umat, sehingga berdampak pada antipati dan kontraproduktif terhadap Demokrat.
"Secara internal kami memandang perlu dilakukan kebijakan sesuai sistem dan mekanisme berlaku. Kepada yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulangi lagi," ujar Max.
Sementara itu terkait hasil pemilu Pileg 2019, Demokrat bersyukur melewati ambang batas parlemen empat persen dengan perolehan suara 7,7 persen berkat dedikasi dan kerja keras para caleg baik pusat dan daerah.
Namun menurutnya, perlu dilakukan introspeksi dan evaluasi menyeluruh untuk membangkitkan semangat kader dan marwah serta kejayaan Demokrat.
Max menyampaikan terkait Pilpres 2019, Demokrat harus tetap konsisten dan istiqamah mendukung dan berjuang maksimal bersama pasangan Prabowo-Sandi menempuh langkah konstitusional hingga tuntas.
Seiring dengan konsistensi dukungan kepada Prabowo-Sandi, kata dia, seluruh kader Demokrat dapat menjalin silaturahim dan rekonsiliasi dengan pihak manapun untuk membangun komunikasi dan rekonsiliasi moral bersama seluruh elemen bangsa dari partai, komunitas.
Selain itu juga mendukung dan bekerjasama dengan Presiden dan Wakil Presiden RI yang disahkan konstitusi nantinya, demi kepentingan bangsa dan negara.
Max menyampaikan khittah dan fitrah Demokrat adalah partai terbuka milik rakyat dan terlahir dari kekuatan aspirasi dan amanah rakyat. Demokrat bukan milik perseorangan keluarga atau kelompok tertentu, sehingga perlu diselamatkan untuk kembali meraih kejayaan.
Dalam rangka penyelamatan partai, GMPPD akan segera menyiapkan dan melaksanakan silaturahim nasional untuk mengundang para kader dan keluarga besar Demokrat yang pernah bersama dan berjuang mendirikan dan membangun Demokrat.
GMPPD juga mendorong pelaksanaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat selambatnya 9 September 2019 demi mengembalikan kejayaan partai di 2024.
"Gerakan ini bisa saja ujungnya menjadi KLB. Dan kalau KLB tidak perlu susah-susah, pak SBY tinggal menyerahkan kepada mas Agus Harimurthi Yudhoyono," jelas Max.
Turut serta dalam konferensi pers GMPPD sejumlah politisi senior Demokrat seperti Achmad Mubarok, Sahat Saragih, Ahmad Yahya, dan lain-lain.
Sejumlah senior Demokrat bentuk gerakan moral penyelamatan partai
13 Juni 2019 15:37 WIB
Politisi senior Max Sopacua memberikan keterangan kepada media terkait Gerakan Penyelamatan Partai Demokrat, di Jakarta, Kamis. (Rangga Pandu Asmara Jingga)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: