Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian memastikan hujan deras yang mengguyur Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Sabtu (1/6/2019) dan menyebabkan empat kabupaten terendam banjir tidak mengganggu stok beras secara nasional, sekalipun provinsi tersebut merupakan salah satu lumbung padi.

“Stok beras nasional kita saat ini kurang lebih 2,3 juta ton, panen sedang bagus-bagusnya. Kami juga akan meminta Bulog untuk siap mendistribusikan beras ke wilayah-wilayah bencana. Sekarang sudah terkirim 100 ton. Kalau ada yang membutuhkan lagi, Bulog siap kirim,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Mentan Amran mengatakan itu saat turun langsung ke Kendari, Sulawesi Tenggara, untuk memastikan bantuan bagi korban banjir di empat Kabupaten dapat terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran. Empat kabupaten adalah Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe, dan Konawe Selatan.

Meskipun kondisi pertanian di Sulawesi Tenggara sedang terdampak bencana, Amran meminta masyarakat tidak khawatir dengan stok pangan, terutama beras. Cadangan beras pemerintah saat ini sangat mencukupi, termasuk untuk memenuhi kebutuhan wilayah-wilayah terdampak bencana.

Amran menyebutkan gerak cepat Kementan merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo. Tak hanya Kementan saja, kementerian dan lembaga lain pun diminta untuk turun ke lapangan.

"Atas arahan Presiden Joko Widodo, kami semua diminta bergerak cepat membantu. Setiap menteri juga diminta memulihkan sektor yang terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Kami di Kementan secara khusus akan memastikan sekor pertanian bisa pulih kembali segera terlebih empat lokasi ini merupakan lumbung pangan di Sulawesi Tenggara," kata Amran.

Kementerian Pertanian berhasil menghimpun dana bantuan sebesar Rp12 miliar, baik dari internal sumbangan karyawan maupun donasi mitra Kementan.

Selain mengawal distribusi bantuan, Amran turut meninjau lokasi lahan dan infrastruktur pertanian yang terdampak banjir bandang. Kementan sendiri akan mendirikan posko-posko di lokasi tersebar di Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe, dan Konawe Selatan. Sejumlah posko tersebut didirikan untuk mengidentifikasi dan merehabilitasi sektor pertanian.

“Kami meminta tim Kementan dan daerah bergerak cepat membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana. Posko-posko yang akan didirikan juga turut menghimpun data jumlah kerugian atas lahan persawahan yang rusak maupun hewan ternak yang terdampak banjir,” sebutnya.

Untuk para petani yang telah mengikuti asuransi pertanian, Amran menyebutkan pihaknya akan memastikan mereka akan mendapatkan ganti rugi berupa uang. Sementara bagi petani yang belum mendaftar asuransi, pemerintah sudah menyiapkan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan).

"Bagi yang sawah dan kebunnya rusak, kami akan salurkan bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian dalam bentuk brigade dan sebagainya. Kita akan inventarisasi langsung untuk mengetahui tingkat kerusakan dan memberikan bantuan sehingga produksi tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura bisa kembali dijalankan," jelas Amran.
Baca juga: Sulawesi Tenggara tetapkan masa tanggap darurat bencana 14 hari
Baca juga: BNPB: Pengungsi banjir Konawe Utara capai 5.703 jiwa