Presiden Jokowi minta masukan Kadin dan Hipmi
12 Juni 2019 16:45 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslan (kanan) dan Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat menghadiri buka puasa bersama Kadin di Jakarta, Jumat (24/5/2019). Kegiatan tersebut mengangkat tema "Membangun Silaturahmi Menuju Indonesia Jaya". ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pd.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menerima pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) untuk meminta sejumlah masukan dari organisasi pengusaha itu.
"Pada siang hari ini, saya minta masukan tapi nggak usah banyak-banyak, kira-kira yang konkret, 1, 2 atau 3, apa sih yang harus kita kerjakan setelah nanti MK rampung, biar saya bisa kerja," kata Presiden Jokowi ketika menerima pengurus Kadin Indonesia dan Hipmi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Kepapa Negara menanyakan apa yang diinginkan oleh pengusaha sehingga kegiatan usaha dapat berkembang baik.
"Jangan banyak-banyak, tiga saja apa? Bapak kerjain ini pak. Nggak usah banyak-banyak, nanti malah kebanyakan," katanya.
Ia berharap masukan-masukan itu merupakan kunci bagi kalangan pengusaha Indonesia untuk dapat memanfaatkan momentum dan peluang yang ada.
"Juga mungkin kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha, dunia usaha terutama, pelaku di sektor riil ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah kepada Ketua Kadin dan Hipmi serta seluruh jajaran pengurus dan pengusaha.
Presiden menyebutkan pelaksanaan Pemilu 2019 telah selesai meskipun masih ada proses di MK.
"Kita berharap kita fokus lagi, konsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi dan terutama ini karena perang dagangnya semakin sengit," katanya.
Kepala Negara mengingatkan perang dagang itu tidak dilihat sebagai sebuah masalah besar tetapi sebuah peluang karena ads sebuah kesempatan yang bisa diambil dari ramainya perang dagang itu.
"Saya melihat bapak, ibu dan saudara semuanya berada pada garis yang paling depan dalam memanfaatkan peluang ini," katanya.
Ia mencontohkan pasar di Amerika yang sebelumnya dimasuki produk produk dari China, bisa menjadi peluang Indonesia untuk memperbesar kapasitas sehingga produk Indonesia bisa masuk ke sana.
"Seperti yang saya lihat, misalnya produk tekstil, garmen, itu yang dulunya diisi dari produk dari sana, sekarang karena mereka 'ramai' ya bisa kita isi," katanya.
Juga produk elektronik atau furniture yang menurut catatannya lebih dari 50 persen dari Tiongkok, bisa diisi dari Indonesia.
"Saya kira peluang peluang seperti ini yang secara detil harus kita lihat dan kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan ekspor kita," katanya.
Baca juga: Kadin: Kebijakan terukur lebih penting bagi investor
Baca juga: Hipmi: pengusaha bakal tingkatkan investasi pasca-Pilpres
"Pada siang hari ini, saya minta masukan tapi nggak usah banyak-banyak, kira-kira yang konkret, 1, 2 atau 3, apa sih yang harus kita kerjakan setelah nanti MK rampung, biar saya bisa kerja," kata Presiden Jokowi ketika menerima pengurus Kadin Indonesia dan Hipmi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Kepapa Negara menanyakan apa yang diinginkan oleh pengusaha sehingga kegiatan usaha dapat berkembang baik.
"Jangan banyak-banyak, tiga saja apa? Bapak kerjain ini pak. Nggak usah banyak-banyak, nanti malah kebanyakan," katanya.
Ia berharap masukan-masukan itu merupakan kunci bagi kalangan pengusaha Indonesia untuk dapat memanfaatkan momentum dan peluang yang ada.
"Juga mungkin kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha, dunia usaha terutama, pelaku di sektor riil ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah kepada Ketua Kadin dan Hipmi serta seluruh jajaran pengurus dan pengusaha.
Presiden menyebutkan pelaksanaan Pemilu 2019 telah selesai meskipun masih ada proses di MK.
"Kita berharap kita fokus lagi, konsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi dan terutama ini karena perang dagangnya semakin sengit," katanya.
Kepala Negara mengingatkan perang dagang itu tidak dilihat sebagai sebuah masalah besar tetapi sebuah peluang karena ads sebuah kesempatan yang bisa diambil dari ramainya perang dagang itu.
"Saya melihat bapak, ibu dan saudara semuanya berada pada garis yang paling depan dalam memanfaatkan peluang ini," katanya.
Ia mencontohkan pasar di Amerika yang sebelumnya dimasuki produk produk dari China, bisa menjadi peluang Indonesia untuk memperbesar kapasitas sehingga produk Indonesia bisa masuk ke sana.
"Seperti yang saya lihat, misalnya produk tekstil, garmen, itu yang dulunya diisi dari produk dari sana, sekarang karena mereka 'ramai' ya bisa kita isi," katanya.
Juga produk elektronik atau furniture yang menurut catatannya lebih dari 50 persen dari Tiongkok, bisa diisi dari Indonesia.
"Saya kira peluang peluang seperti ini yang secara detil harus kita lihat dan kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan ekspor kita," katanya.
Baca juga: Kadin: Kebijakan terukur lebih penting bagi investor
Baca juga: Hipmi: pengusaha bakal tingkatkan investasi pasca-Pilpres
Pewarta: Agus Salim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: