Mantan Komandan Tim Mawar klaim tidak terlibat kericuhan 22 Mei
11 Juni 2019 20:59 WIB
Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen TNI Purnawirawan Chairawan Nusyirwan (tengah) didampingai kuasa hukum Hendriansyah (kanan) di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (11/6/2019). (ANTARA/Dyah Dwi)
Jakarta (ANTARA) - Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen TNI Purnawirawan Chairawan Nusyirwan mengklaim tidak terlibat dalam kericuhan yang terjadi saat Aksi 22 Mei di Jakarta.
"Tidak terlibat. Gini ya, orang yang terlibat harus diperiksa dulu baru ditulis, ini belum diperiksa. Seandainya terlibat pun harus diperiksa dulu, ini kan langsung tulis, gimana," ujar dia di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Selasa, usai berkonsultasi dengan penyidik terkait artikel Majalah Tempo yang membahas Tim Mawar dan keterlibatannya dalam kericuhan 22 Mei.
Menurut dia, saat terjadi kericuhan Aksi 22 Mei, dirinya sedang berada di rumah berbuka bersama keluarga dan menyaksikan peristiwa tersebut melalui layar kaca.
Meski begitu, ia mengakui mengenal Letkol Purnawirawan Fauka Noor Farid yang disebut-sebut memiliki peran dalam kericuhan Aksi 22 Mei, lantaran dulu merupakan anak buahnya dalam Tim Mawar.
Ketika ditanya komunikasi yang dilakukan dengan Fauka, ia tidak menjawab dengan jelas dan mengatakan melakukan komunikasi dengan siapa saja.
Ada pun aparat kepolisian akan memanggil Fauka Noor Farid terkait dugaan pengerahan massa kerusuhan pada 21-22 Mei 2019.
Dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019, mantan anggota Tim Mawar Fauka Noor Farid diduga terkait dengan aksi kerusuhan tersebut dan disebutkan berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan.
Fauka diketahui adalah mantan Tim Mawar yang disebut terlibat dalam aksi penculikan aktivis pada 1998 lalu. Dia juga adalah mantan anak buah Prabowo Subianto di Kopassus.
Fauka pensiun dini dengan pangkat terakhir letnan kolonel. Setelah itu, dia mendukung perjuangan Prabowo dalam kontestasi Pemilu Presiden 2014 dan 2019.
"Tidak terlibat. Gini ya, orang yang terlibat harus diperiksa dulu baru ditulis, ini belum diperiksa. Seandainya terlibat pun harus diperiksa dulu, ini kan langsung tulis, gimana," ujar dia di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Selasa, usai berkonsultasi dengan penyidik terkait artikel Majalah Tempo yang membahas Tim Mawar dan keterlibatannya dalam kericuhan 22 Mei.
Menurut dia, saat terjadi kericuhan Aksi 22 Mei, dirinya sedang berada di rumah berbuka bersama keluarga dan menyaksikan peristiwa tersebut melalui layar kaca.
Meski begitu, ia mengakui mengenal Letkol Purnawirawan Fauka Noor Farid yang disebut-sebut memiliki peran dalam kericuhan Aksi 22 Mei, lantaran dulu merupakan anak buahnya dalam Tim Mawar.
Ketika ditanya komunikasi yang dilakukan dengan Fauka, ia tidak menjawab dengan jelas dan mengatakan melakukan komunikasi dengan siapa saja.
Ada pun aparat kepolisian akan memanggil Fauka Noor Farid terkait dugaan pengerahan massa kerusuhan pada 21-22 Mei 2019.
Dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019, mantan anggota Tim Mawar Fauka Noor Farid diduga terkait dengan aksi kerusuhan tersebut dan disebutkan berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan.
Fauka diketahui adalah mantan Tim Mawar yang disebut terlibat dalam aksi penculikan aktivis pada 1998 lalu. Dia juga adalah mantan anak buah Prabowo Subianto di Kopassus.
Fauka pensiun dini dengan pangkat terakhir letnan kolonel. Setelah itu, dia mendukung perjuangan Prabowo dalam kontestasi Pemilu Presiden 2014 dan 2019.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: