Padang, (ANTARA) - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar mencatat jumlah kendaraan selama mudik lebaran 1440 Hijriah meningkat di daerah itu daripada tahun lalu dan salah satu penyebabnya adalah mahalnya tiket pesawat.

Kabagbinopsnal Ditlantas Polda Sumbar AKBP Ari Yus Triono di Padang, Selasa di Padang mengatakan meskipun jumlah kendaraan meningkat namun arus lalu lintas tetap lancar walaupun ada kemacetan di beberapa titik yang telah dipetakan secara bersama.

“Kemacetan ada namun arus lalu lintas tetap lancar,” kata dia.

Menurut dia salah satu contohnya adalah jalur Padang-Bukittinggi yang selalu mengalami kemacetan setiap tahunnya karena tingginya volume kendaraan sementara jalur yang ada sempit.

Sebelum pelaksanaan Operasi Ketupat 2019, pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap jalur ini dan ditemukan 13 titik rawan kemacetan antara Kota Padang menuju Bukittinggi.

Adapun ke-13 titik tersebut adalah perlintasan kereta api Kasang, SPBU Palapa, rumah makan Lamun Ombak, perlintasan rel kereta api Batang Anai.

Kemudian Pasar Lubuk Alung, Pasar Sicincin, jembatan darurat Kayu Tanam, Sate Mak Syukur, simpang objek wisata Mifan Kota Padang Panjang. Setelah itu rumah makan Aia Badarun, Pasar Koto Baru dan Simpang Padang Lua Bukittinggi.

Pihaknya telah melakukan rekayasa lalu lintas dengan memberikan barikade pemisah baik di tengah jalan dan bahu jalan di lokasi rawan seperti Pasar Koto Baru, Sicincin, Pasar Lubuk Alung dan lainnya.

Selain itu pihaknya juga mengarahkan pengemudi melalui jalur alternatif menuju Kota Bukittinggi salah satunya melalui Malalak.

Menurut dia ada beberapa penyebab kemacetan dan salah satunya adalah meningkatnya jumlah kendaraan yang melalui jalur tersebut sementara lebar jalan yang ada sama sehingga terjadi penumpukan kendaraan.

“Sarana dan prasarana jalan masih sama dan sempit sehingga bertambahnya volume kendaraan mengakibatkan terjadinya kemacetan,” katanya.

Dia mengatakan evaluasi dari Operasi Ketupat 2019 ini akan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada instansi terkait agar ada solusi agar tidak terjadi kemacetan di tahun mendatang.

“Misalnya sarana dan prasarana yang rusak dan hilang agar diperbaiki dan jalan yang sempit dapat dilapangkan dan sebagainya. Kita di sini hanya memberikan rekomendasi agar waktu tempuh dapat berkurang dari saat ini,” kata dia.

Dirinya mengklaim waktu tempuh antara Kota Padang menuju Bukittinggi sama dengan tahun lalu yakni berada di bawah delapan jam.

“Kita terus berupaya melakukan yang terbaik salah satunya dengan menempatkan petugas di titik macet sehingga mereka dapat mengurai kemacetan,” kata dia.