Sejumlah wilayah Sulteng terus diguyur hujan deras
10 Juni 2019 20:24 WIB
Seorang warga Desa Dampala duduk di atas batang pohon besar di halaman rumahnya, Senin (10/6). Batang kayu ini dibawa banjir bandang dan nyaris merobohkan rumahnya. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)
Palu (ANTARA) - Sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah dalam beberapa hari terakhir terus diguyur hujan deras dan telah mengakibatkan terjadinya bencana alam banjir dan longsor sehingga perlu mendapat perhatian dan diwaspadai semua pihak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah Bartolomeus Tandigala,melalui saluran telepon kepada Antara, Senin malam mengimbau masyarakat untuk siaga dan waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat ektrem dalam beberapa hari terakhir dan ke depan.
Memang berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) hampir seluruh wilayah Sulteng berpotensi besar dilanda hujan lebat sehingga perlu diantisipasi, sebab bisa terjadi banjir dan tanah longsor.
Dan ada beberapa titik longsor dan banjir yang terjadi dalam wilayah Provinsi Sulteng seperti yang ada di Kabupaten Morowali dan merendam rumah-rumah penduduk dan juga merusak infranstruktur jalan dan jembatan putus diterjang banjir bandang.
Namun, kata dia, khusus untuk jalur yang sempat putus total karena banjir bandang di Kabupaten Morowali,kini sudah normal kembali sehingga arus lalulintas kendaraan sudah bisa lalu-lalang meski dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Begitu pula bencana tanah longsor yang terjadi di jalur Trans Sulawesi di Desa Bondoyong., Kabupaten Parigi Moutong yang putus juga sudah kembali normal. kendaraan roda dua dan empat, termasuk bus-bus angkutan kota antarprovinsi dari arah Kota Palu menuju Gorontalo dan Manado, begitu pula sebaliknya sudah bisa melintas dengan lancar di lokasi bencana alam yang diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir ini dan ke depan.
Mengingat cuaca sangat ektrem,pihak BPBD mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama mereka yang permukiman berada di dekar daerah aliran sungai.
Di Sulteng, kata Bartolomeus, hampir semua wilayah rawan bencana alam banjir dan longsor, sebab banyak sungai dan konstruksi tanahnya labil sehingga mudah longsor saat curah hujan tinggi.
Dia juga mengimbau para pengendara untuk berhati-hati saat kendaraan melintas di daerah rawan banjir dan longsor. Termasuk jalur "kebun Kopi" yang selama ini sering terjadi longsor karena tanahnya labil.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah Bartolomeus Tandigala,melalui saluran telepon kepada Antara, Senin malam mengimbau masyarakat untuk siaga dan waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat ektrem dalam beberapa hari terakhir dan ke depan.
Memang berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) hampir seluruh wilayah Sulteng berpotensi besar dilanda hujan lebat sehingga perlu diantisipasi, sebab bisa terjadi banjir dan tanah longsor.
Dan ada beberapa titik longsor dan banjir yang terjadi dalam wilayah Provinsi Sulteng seperti yang ada di Kabupaten Morowali dan merendam rumah-rumah penduduk dan juga merusak infranstruktur jalan dan jembatan putus diterjang banjir bandang.
Namun, kata dia, khusus untuk jalur yang sempat putus total karena banjir bandang di Kabupaten Morowali,kini sudah normal kembali sehingga arus lalulintas kendaraan sudah bisa lalu-lalang meski dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Begitu pula bencana tanah longsor yang terjadi di jalur Trans Sulawesi di Desa Bondoyong., Kabupaten Parigi Moutong yang putus juga sudah kembali normal. kendaraan roda dua dan empat, termasuk bus-bus angkutan kota antarprovinsi dari arah Kota Palu menuju Gorontalo dan Manado, begitu pula sebaliknya sudah bisa melintas dengan lancar di lokasi bencana alam yang diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir ini dan ke depan.
Mengingat cuaca sangat ektrem,pihak BPBD mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama mereka yang permukiman berada di dekar daerah aliran sungai.
Di Sulteng, kata Bartolomeus, hampir semua wilayah rawan bencana alam banjir dan longsor, sebab banyak sungai dan konstruksi tanahnya labil sehingga mudah longsor saat curah hujan tinggi.
Dia juga mengimbau para pengendara untuk berhati-hati saat kendaraan melintas di daerah rawan banjir dan longsor. Termasuk jalur "kebun Kopi" yang selama ini sering terjadi longsor karena tanahnya labil.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: