Gubernur : butuh Rp15 miliar tangani longsor IAIN Ambon
10 Juni 2019 15:45 WIB
Ilustrasi - Gubernur Maluku Murad Ismail dan istri menyambut tamu yang bersilaturahmi dalam perayaan Idul Fitri 1440 Hijriyah (5/6) (Iwan Eipepa)
Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan bahwa dibutuhkan dana sekitar Rp15 miliar untuk menangani gerakan tanah atau longsor di kompleks Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, pada 3 Juni 2019 akibat hujan dengan intensitas tinggi sehingga empat gedung mengalami kerusakan berat.
"Saya perkirakan membutuhkan Rp15 miliar karena dampak longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Maluku pada awal Juni 2019 di kompleks IAIN Ambon tergolong berat," katanya ketika dikonfirmasi di Ambon, Senin.
Karena itu, Gubernur telah mengarahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maluku, Ismail Usemahu untuk menghitung kerugian maupun kebutuhan anggaran yang pasti untuk menangani kerusakan di kompleks IAIN Ambon.
"Anggaran yang dibutuhkan untuk menangani kerusakan di kompleks IAIN Ambon itu akan digabungkan dengan dampak banjir dan longsor yang mengakibatkan delapan rumah warga tertimbun dan sejumlah infrastruktur seperti jembatan di ruas jalan Trans Seram amblas atau miring untuk disampaikan ke Kementerian PUPR," ujarnya.
Gubernur mengemukakan, Dinas PU Maluku bekerja sama dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVI (Maluku dan Maluku Utara) telah melakukan penanganan darurat di tiga jembatan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Jadi akses jalan Trans Seram yang sempat lumpuh pada 6 - 8 Juni 2019 telah diaktifkan kembali sehingga memperlancar arus balik Idul Fitri 1440 Hijriah dari Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur (SBT) ke dermaga penyeberangan Waipirit di Kabupaten SBB maupun sebaliknya, kendati jembatan Wai Kaka belum bisa dilalui kendaraan dengan kapasitas besar," katanya.
Delapan unit rumah rusak sedang yang terdiri dari tujuh di Kota Ambon dan satu di Kabupaten SBB segera ditangani Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis.
"Kami patut bersyukur karena dampak dari banjir maupun longsor tidak ada korban jiwa maupun masyarakat mengalami kecelakaan," tandas Gubernur.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapan BPBD Maluku, John Hursepuny, mengemukakan Badan Geologi Cq Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) di Bandung diminta untuk melakukan kajian atau survei gerakan tanah atau longsor di kompleks IAIN Ambon.
Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat, Martha Nanlohy telah menyurati Kepala Badan Geologi Cq PVMBG di Bandung.
"Jadi Badan Geologi Cq PVMBG diminta untuk mengirimkan tim untuk meneliti kejadian longsor tersebut dan diinformasikan setelah Idul Fitri 1440 Hijriah," ujarnya.
Dia mengutip laporan sementara tim geologi Dinas ESDM Maluku yang melakukan peninjauan pada 4 Juni 2019 tercatat bencana geologi berupa gerakan tanah atau longsor dengan jenis debris slide dan ambelsan.
Bentuk longsor berupa hiperbola atau setengah lingkaran, panjang dan lebar longsor tidak dapat diukur karena tanah masih bergerak dan terdapat garis polisi.
"Bangunan fisik rusak berat empat unit yakni gedung auditorium, gedung perpustakaan, gedung laboratorium matematika dan gedung genset (ambles). Dua lainnya yang akan terkena dampak juga yaitu gedung pusat (rektorat) dan gedung tarbiyah," kata John.
Baca juga: Badan Geologi diminta kaji longsor di IAIN Ambon
"Saya perkirakan membutuhkan Rp15 miliar karena dampak longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Maluku pada awal Juni 2019 di kompleks IAIN Ambon tergolong berat," katanya ketika dikonfirmasi di Ambon, Senin.
Karena itu, Gubernur telah mengarahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maluku, Ismail Usemahu untuk menghitung kerugian maupun kebutuhan anggaran yang pasti untuk menangani kerusakan di kompleks IAIN Ambon.
"Anggaran yang dibutuhkan untuk menangani kerusakan di kompleks IAIN Ambon itu akan digabungkan dengan dampak banjir dan longsor yang mengakibatkan delapan rumah warga tertimbun dan sejumlah infrastruktur seperti jembatan di ruas jalan Trans Seram amblas atau miring untuk disampaikan ke Kementerian PUPR," ujarnya.
Gubernur mengemukakan, Dinas PU Maluku bekerja sama dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVI (Maluku dan Maluku Utara) telah melakukan penanganan darurat di tiga jembatan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Jadi akses jalan Trans Seram yang sempat lumpuh pada 6 - 8 Juni 2019 telah diaktifkan kembali sehingga memperlancar arus balik Idul Fitri 1440 Hijriah dari Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur (SBT) ke dermaga penyeberangan Waipirit di Kabupaten SBB maupun sebaliknya, kendati jembatan Wai Kaka belum bisa dilalui kendaraan dengan kapasitas besar," katanya.
Delapan unit rumah rusak sedang yang terdiri dari tujuh di Kota Ambon dan satu di Kabupaten SBB segera ditangani Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis.
"Kami patut bersyukur karena dampak dari banjir maupun longsor tidak ada korban jiwa maupun masyarakat mengalami kecelakaan," tandas Gubernur.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapan BPBD Maluku, John Hursepuny, mengemukakan Badan Geologi Cq Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) di Bandung diminta untuk melakukan kajian atau survei gerakan tanah atau longsor di kompleks IAIN Ambon.
Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat, Martha Nanlohy telah menyurati Kepala Badan Geologi Cq PVMBG di Bandung.
"Jadi Badan Geologi Cq PVMBG diminta untuk mengirimkan tim untuk meneliti kejadian longsor tersebut dan diinformasikan setelah Idul Fitri 1440 Hijriah," ujarnya.
Dia mengutip laporan sementara tim geologi Dinas ESDM Maluku yang melakukan peninjauan pada 4 Juni 2019 tercatat bencana geologi berupa gerakan tanah atau longsor dengan jenis debris slide dan ambelsan.
Bentuk longsor berupa hiperbola atau setengah lingkaran, panjang dan lebar longsor tidak dapat diukur karena tanah masih bergerak dan terdapat garis polisi.
"Bangunan fisik rusak berat empat unit yakni gedung auditorium, gedung perpustakaan, gedung laboratorium matematika dan gedung genset (ambles). Dua lainnya yang akan terkena dampak juga yaitu gedung pusat (rektorat) dan gedung tarbiyah," kata John.
Baca juga: Badan Geologi diminta kaji longsor di IAIN Ambon
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: