BPBD Bali imbau warga tetap tenang pasca-letusan Gunung Agung
10 Juni 2019 12:16 WIB
Dokumentasi abu vulkanis membubung ke langit dari kawah Gunung Agung saat gunung itu meletus, yang terpantau dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Jumat (31/5/2019). Gunung Agung yang berstatus siaga itu kembali meletus pada pukul 11.42 WITA selama sekitar delapan menit dengan kolom abu mencapai 2.000 meter dari kawah. (ANTARA FOTO/I Wayan Muliana)
Denpasar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mengimbau warga Kabupaten Karangasem, Bali, untuk tetap tenang, setelah Gunung Agung meletus pada 10 Juni 2019 pukul 12.12 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak (4.142 m di atas permukaan laut).
"Kami masih melakukan pemantauan dan belum ada daerah (desa) yang melaporkan adanya paparan hujan abu pasca-letusan Gunung Agung itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin, di Denpasar, Senin.
Rentin mengemukakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur dan tenggara. Letuan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar satu menit. Meskipun kembali meletus, saat Gunung Agung masih berada pada status tingkat III (Siaga).
"Kami juga terus melakukan komunikasi dengan semua petugas di lapangan dan juga para relawan terkait dampak letusan tadi," ucapnya.
Selain itu, BPBD juga menyiapkan untuk pengiriman masker jika memang ada permintaan dari masyarakat. Saat ini stok ketersediaan masker di masing-masing pos terdepan, di antaranya di kantor desa dan sebagainya masih dalam kondisi cukup dan memadai.
"Kami mengimbau kepada seluruh warga Karangasem agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, jangan lupa lengkapi diri dengan masker jika sedang beraktivitas di luar rumah, dan selalu tingkatkan kesiapsiagaan," ujarnya.
Jika ada kebutuhan masker, agar menghubungi petugas yang ada di lapangan atau dapat juga menghubungi BPBD Prov Bali melalui nomor telepon 0361-251177.
Rentin menambahkan, berdasarkan hasil pantau lewat Radio Pasebaya, kegiatan masyarakat masih normal, bahkan banyak yang menonton hembusan asap yang keluar dari puncak Gunung Agung.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, bandara juga masih beroperasi normal. Hasil pantauan citra satelit bahwa sebaran abu vulkanik masih bersifat lokal di kisaran Karangasem dan arah angin condong mengarah ke timur atau tenggara," kata Rentin.
"Kami masih melakukan pemantauan dan belum ada daerah (desa) yang melaporkan adanya paparan hujan abu pasca-letusan Gunung Agung itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin, di Denpasar, Senin.
Rentin mengemukakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur dan tenggara. Letuan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar satu menit. Meskipun kembali meletus, saat Gunung Agung masih berada pada status tingkat III (Siaga).
"Kami juga terus melakukan komunikasi dengan semua petugas di lapangan dan juga para relawan terkait dampak letusan tadi," ucapnya.
Selain itu, BPBD juga menyiapkan untuk pengiriman masker jika memang ada permintaan dari masyarakat. Saat ini stok ketersediaan masker di masing-masing pos terdepan, di antaranya di kantor desa dan sebagainya masih dalam kondisi cukup dan memadai.
"Kami mengimbau kepada seluruh warga Karangasem agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, jangan lupa lengkapi diri dengan masker jika sedang beraktivitas di luar rumah, dan selalu tingkatkan kesiapsiagaan," ujarnya.
Jika ada kebutuhan masker, agar menghubungi petugas yang ada di lapangan atau dapat juga menghubungi BPBD Prov Bali melalui nomor telepon 0361-251177.
Rentin menambahkan, berdasarkan hasil pantau lewat Radio Pasebaya, kegiatan masyarakat masih normal, bahkan banyak yang menonton hembusan asap yang keluar dari puncak Gunung Agung.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, bandara juga masih beroperasi normal. Hasil pantauan citra satelit bahwa sebaran abu vulkanik masih bersifat lokal di kisaran Karangasem dan arah angin condong mengarah ke timur atau tenggara," kata Rentin.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: