Accra (ANTARA News) - Beralasan jika seorang manajer mengkhawatirkan kondisi anak buahnya ketika menghadapi laga bergengsi, seperti Piala Afrika, terlebih bila menyangkut semangat bertanding. Ghana khawatir terjangkit sihir dari gaya bermain sepakbola Brazil yang cenderung tampil habis-habisan ketika tertantang dengan pilihan "hidup atau mati". Sementara, ketika segalanya tampak berjalan biasa-biasa saja, tim cenderung menampilkan gaya permainan santai, seolah musuh tidak melakukan gaya bermain ofensif. Ini tampak ketika gelandang Ghana yang juga bermain di klub Porstmouth, Sulley Muntari akhirnya memberi kemenangan bagi negaranya dengan mengalahkan Guinea 2-1 dalam pertandingan pembukaan Piala Afrika 2008. Manajer Ghana Claude Le Roy yang membawa Kamerun meraih sukses dengan merebut gelar juara Piala Afrika 1988, menyadari dirinya mengemban tugas relatif berat karena harus memberi sukses yang sama bagi Ghana. Selain itu, Le Roy mengkhawatirkan tim asuhannya terjangkit "sihir Brazil" ketika berlaga di Piala Afrika. "Kadangkala kami tampil luar biasa ketrika melawan tim seperti Brazil atau Nigeria. Namun, tidak jarang juga kami kehilangan konsentrasi ketika menghadapi seteru lainnya," kata manajer berkebangsaan Prancis itu kepada AFP. "Kami lebih memilih rendah hati sekarang dan menyiapkan diri untuk bertanding melawan Namibia." Le Roy menyadari bahwa tim asuhannya tidak tergelincir ketika menghadapi tim-tim underdog. Ghana menargetkan lolos sampai babak kuarter-final. "Ini tentu perjalanan yang panjang untuk sampai ke 10 Februari (final), meski saya bangga bahwa penampilan kami kian hari kian berkembang, termasuk pertandingan melawan Guinea. Kami menunjukkan permainan yang berkualitas," kata Le Roy. "Satu hal yang saya katakan kepada para pemain sesudah pertandingan pertama ini yakni bersiap untuk pertandingan selanjutnya dan jangan larut dengan kemenangan kali lalu. Para pemain harus mengonsentrasikan diri bagi pertandingan berikutnya melawan Namibia (pada Kamis)". "Kami tahu bahwa penting untuk meraih kemenangan pada pertandingan perdana, untuk memperoleh tiga poin. Bagi kami, pertandingan itu sungguh membanggakan karena diperoleh dengan usaha keras." Sementara itu, gelandang Portsmouth mengatakan, "Saya tidak dapat membayangkan bahwa saya mencetak gol kemenangan bagi Ghana." "Saya akan terus menampilkan permainan terbaik meski kami membulatkan tekad untuk menjadi juara." Rekan Muntari yang juga bermain di Liga Utama Inggeris, Michael Essien menambahkan, "Ini awal yang baik bagi kami." Essien yang bermain di klub Chelsea mengatakan, "Pertandingan berlangsung ketat. Guinea tampil baik karena memiliki sejumlah pemain berkualitas. Kami senang karena akhirnya memenangi pertandingan. Ini mendongkrak kepercayaan diri kami." Guinea kini justru menghadapi perjuangan relatif berat untuk lolos penyisihan grup setelah menderita kekalahan dari Ghana. Pelatih Guinea Robert Nouzaret mengatakan, "Guinea belum tampil sebagaimana mestinya. Saya sedikit kecewa, karena itu kami akan tampil baik dalam dua pertandingan berikutnya." "Dalam pertandingan kedua nanti, kami akan menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya. Pertandingan melawan Maroko (pada Kamis) akan menentukan." (*)