Harga tiket pesawat mahal berdampak pada kunjungan wisman ke Papua
9 Juni 2019 17:37 WIB
Penumpang menaiki pesawat pada penerbangan perdana Susi Air di Bandara DEO, Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (9/4/2019). Kementerian Perhubungan melakukan penerbangan perdana subsidi angkutan udara perintis tahun 2019 dengan enam rute penerbangan di wilayah terpencil Papua Barat untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan mendukung perekonomian daerah. (ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp).
Jayapura (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Papua Iwanta Parangin-angin mengakui harga tiket pesawat domestik yang mahal mulai berdampak pada kunjungan khususnya wisatawan mancanegara ke wilayah paling timur Indonesia ini.
"Memang benar dampak kunjungan wisatawan khususnya wisman ke Papua menurun jumlahnya terutama mereka dengan dana terbatas atau backpacker. Dampaknya mulai terasa saat ini, karena wisman tidak lagi bisa mengunjungi wilayah-wilayah di Indonesia tanpa rencana yang matang," kata Gantang, panggilan akrab Iwanta, di Jayapura, Minggu.
Dia mengakui, biasanya wisman yang berkunjung ke Papua terlebih dahulu sudah ke beberapa wilayah dan berakhir di Bali atau Jakarta, sebelum kembali ke negaranya.
Namun, saat ini wisman harus benar-benar merencanakan perjalanannya terutama bila ingin berkunjung ke Papua, mengingat harga tiket pesawat mahal, sedangkan bila naik kapal laut membutuhkan waktu yang cukup lama, kata Gantang.
Ketika ditanya tentang dampak terhadap wisman mengunjungi event-event pariwisata yang digelar di beberapa wilayah di Papua, seperti Festival Lembah Baliem, Ketua ASITA Papua ini berharap dampaknya tidak signifikan.
Khusus untuk Festival Lembah Baliem yang dilaksanakan di Kabupaten Jayawijaya setiap awal Agustus terlihat terjadi sedikit penurunan karena biasanya dua atau tiga bulan sudah banyak yang memesan hotel di Wamena, namun saat ini baru sekitar 75 persen.
"Mudah-mudahan penurunan itu tidak signifikan," ujar Gantang lagi.
"Memang benar dampak kunjungan wisatawan khususnya wisman ke Papua menurun jumlahnya terutama mereka dengan dana terbatas atau backpacker. Dampaknya mulai terasa saat ini, karena wisman tidak lagi bisa mengunjungi wilayah-wilayah di Indonesia tanpa rencana yang matang," kata Gantang, panggilan akrab Iwanta, di Jayapura, Minggu.
Dia mengakui, biasanya wisman yang berkunjung ke Papua terlebih dahulu sudah ke beberapa wilayah dan berakhir di Bali atau Jakarta, sebelum kembali ke negaranya.
Namun, saat ini wisman harus benar-benar merencanakan perjalanannya terutama bila ingin berkunjung ke Papua, mengingat harga tiket pesawat mahal, sedangkan bila naik kapal laut membutuhkan waktu yang cukup lama, kata Gantang.
Ketika ditanya tentang dampak terhadap wisman mengunjungi event-event pariwisata yang digelar di beberapa wilayah di Papua, seperti Festival Lembah Baliem, Ketua ASITA Papua ini berharap dampaknya tidak signifikan.
Khusus untuk Festival Lembah Baliem yang dilaksanakan di Kabupaten Jayawijaya setiap awal Agustus terlihat terjadi sedikit penurunan karena biasanya dua atau tiga bulan sudah banyak yang memesan hotel di Wamena, namun saat ini baru sekitar 75 persen.
"Mudah-mudahan penurunan itu tidak signifikan," ujar Gantang lagi.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: