Arus balik di kalsel ramai
9 Juni 2019 16:36 WIB
Arus balik menggunakan kapal feri penyeberangan tradisional Banjarmasin-Barito Kuala dari Dermaga Feri Alalak, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/6/2019).Pada H+2 lebaran 2019. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S./hp.
Banjarmasin (ANTARA) - Arus balik pemudik di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan ramai pada H+3 Lebaran, baik yang menggunakan angkutan penumpang umum maupun mobil pribadi serta sepeda motor.
Pantauan arus balik di Banjarmasin, Minggu, mobil taksi angkutan penumpang umum dan mobil pribadi tampak penuh di jalan-jalan arah tujuan kota dan kabupateen kabupaten di kawasan Banua Anam Kalsel.
Sementara taksi angkutan penumpang umum jenis mini bus/Colt L300 yang berangkat dari terminal Km 6 Banjarmasin, rata-rata memuat tumpangan melebihi kapasitas atau melampaui ketentuan maksimum sehingga kelihatan berjubel.
Sebagai contoh mini bus jenis Colt L300 yang kapasitas atau tempat duduk hanya untuk 11 orang, dipaksakan membawa 13 orang penumpang dewasa.
Selain berjubel, sopir mengenakan tarif per orang dewasa di atas ongkos pada hari-hari biasa yaitu dari Rp65.000 menjadi Rp70.000 untuk tujuan Barabai Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang berjarak sekitar 165 kilometer.
Begitu pula ongkos angkut penumpang dari Kandungan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) - Banjarmasin (berjarak sekitar 135 kilometer) yang biasanya Rp60.000 menjadi Rp65.000/orang dewasa.
Kendati muatan berjubel dan tarif naik masih ada orang yang mau naik mobil tersebut karena ingin segera pulang ke Banjarmasin, seperti keluarga Abdillah, warga Sungai Andai - pinggiran ibu kota provinsi setempat yang berjuluk kota seribu sungai itu.
Sementara sang sopir mempunyai alasan tersendiri menambah penumpang dan menaikan ongkos, yaitu tidak melebihi ketentuan toleransi atau tuslag sebagaimana lebaran sebelumnya yakni maksimal sepuluh persen.
Alasan lain untuk menutupi pembiayaan operasional agar jangan merugi, ujar Halim, salah seorang sopir yang juga pemilik taksi Colt L300 jurusan Barabai - Banjarmasin (pp).
"Pasalnya kalau mengangkut penumpang dengan jumlah pas-pasan serta ongkos tetap seperti biasa bisa rugi jika ketika kembali tidak ada tumpangan," lanjut laki-laki yang mempunyai istri dua (istri pertama meninggal dunia, kemudian kawin lagi) tersebut.
Seiring mulai ramai arus balik pemudik, sehingga perjalanan dengan mobil dari Barabai - Banjarmasin makan waktu berkisar antara delapan - sembilan jam, yang sebelumnya atau hari-hari biasa cuma lebih kurang empat jam.
"Untung tidak ada angkutan berat seperti treler pengangkut semen produk PT Conch Indonesia ikut melintas. Jika ada, maka perjalanan naik mobil dari Barabai - Banjarmasin bisa sepuluh jam," ujar Hamy, warga Martapura Kabupaten Banjar, Kalsel.
"Sebab kalau ada angkutan berat ikut mewarnai angkutan lebaran kemacetan bisa sering terjadi dan lama perjalanan Barabai - Banjarmasin bisa sampai sepuluh jam atau lebih, karena kita tidak dapat mendahului," lanjutnya.
Pantauan arus balik di Banjarmasin, Minggu, mobil taksi angkutan penumpang umum dan mobil pribadi tampak penuh di jalan-jalan arah tujuan kota dan kabupateen kabupaten di kawasan Banua Anam Kalsel.
Sementara taksi angkutan penumpang umum jenis mini bus/Colt L300 yang berangkat dari terminal Km 6 Banjarmasin, rata-rata memuat tumpangan melebihi kapasitas atau melampaui ketentuan maksimum sehingga kelihatan berjubel.
Sebagai contoh mini bus jenis Colt L300 yang kapasitas atau tempat duduk hanya untuk 11 orang, dipaksakan membawa 13 orang penumpang dewasa.
Selain berjubel, sopir mengenakan tarif per orang dewasa di atas ongkos pada hari-hari biasa yaitu dari Rp65.000 menjadi Rp70.000 untuk tujuan Barabai Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang berjarak sekitar 165 kilometer.
Begitu pula ongkos angkut penumpang dari Kandungan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) - Banjarmasin (berjarak sekitar 135 kilometer) yang biasanya Rp60.000 menjadi Rp65.000/orang dewasa.
Kendati muatan berjubel dan tarif naik masih ada orang yang mau naik mobil tersebut karena ingin segera pulang ke Banjarmasin, seperti keluarga Abdillah, warga Sungai Andai - pinggiran ibu kota provinsi setempat yang berjuluk kota seribu sungai itu.
Sementara sang sopir mempunyai alasan tersendiri menambah penumpang dan menaikan ongkos, yaitu tidak melebihi ketentuan toleransi atau tuslag sebagaimana lebaran sebelumnya yakni maksimal sepuluh persen.
Alasan lain untuk menutupi pembiayaan operasional agar jangan merugi, ujar Halim, salah seorang sopir yang juga pemilik taksi Colt L300 jurusan Barabai - Banjarmasin (pp).
"Pasalnya kalau mengangkut penumpang dengan jumlah pas-pasan serta ongkos tetap seperti biasa bisa rugi jika ketika kembali tidak ada tumpangan," lanjut laki-laki yang mempunyai istri dua (istri pertama meninggal dunia, kemudian kawin lagi) tersebut.
Seiring mulai ramai arus balik pemudik, sehingga perjalanan dengan mobil dari Barabai - Banjarmasin makan waktu berkisar antara delapan - sembilan jam, yang sebelumnya atau hari-hari biasa cuma lebih kurang empat jam.
"Untung tidak ada angkutan berat seperti treler pengangkut semen produk PT Conch Indonesia ikut melintas. Jika ada, maka perjalanan naik mobil dari Barabai - Banjarmasin bisa sepuluh jam," ujar Hamy, warga Martapura Kabupaten Banjar, Kalsel.
"Sebab kalau ada angkutan berat ikut mewarnai angkutan lebaran kemacetan bisa sering terjadi dan lama perjalanan Barabai - Banjarmasin bisa sampai sepuluh jam atau lebih, karena kita tidak dapat mendahului," lanjutnya.
Pewarta: Sukarli
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: