Masih ada pemudik di sela arus balik
8 Juni 2019 09:29 WIB
Warga menaiki perahu bermotor di dermaga pasar baru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (1/6/2019). Pilihan mudik dengan jalur sungai menjadi alternatif pilihan sebagian warga untuk menjangkau daerah pelosok di Kalsel dan Kalteng. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Banjarmasin (ANTARA) - Suasana lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah belum hilang walaupun sudah memasuki hari keempat sehingga di Kalimantan Selatan (Kalsel) masih ada pemudik di sela-sela arus balik pada H+3.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Sabtu, pemudik di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota di sela-sela arus balik pada H+3 Idul Fitri 1440 H di antaranya menggunakan angkutan penumpang umum.
Keluarga Unah mudik ke Barabai (berjarak sekitar 165 kilometer dari Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel dengan angkutan penumpang umum jenis mini bus/Colt L300.
Oleh karena masih suasana Idul Fitri 1440 H, ongkosnya masih naik, yakni Rp 70.000 bila dibandingkan dengan hari-hari biasa Rp65.000.
Pemudik pada H+2 ternyata masih banyak, karena saat hari H sampai H+1 belum punya waktu, sebab bersilaturahmi di kediaman bersama keluarga serta handai taulan, sebagaimana penuturan Unah.
"Sementara jika tidak mudik tidak enak, karena di kampung halaman juga masih banyak sanak keluarga, bahkan masih ada saudara orangtua saya," kata perempuan yang sudah memasuki usia 60 tahun itu.
Selain itu, mau ziarah ke makam "mama" (ibu) dan "abah" (ayah), nenek, serta kayi yang tiap Idul Fitri mengadakan acara mengenang beliau dengan mengumpulkan sanak keluarga dan handai taulan di kampung halaman.
"Memang tidak ada kebahagiaan melebihi berkumpul bersama keluarga serta handai taulan di kampung halaman, dan sekaligus mengenang masa-masa lalu, walau harus mengeluarkan uang agak banyak," demikian Unah.*
Baca juga: Penumpang bus antarprovinsi tiba di Terminal KM-6 Kalsel dominan
Baca juga: Kapolda Kalsel: Lebaran kondusif sejak malam takbiran
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Sabtu, pemudik di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota di sela-sela arus balik pada H+3 Idul Fitri 1440 H di antaranya menggunakan angkutan penumpang umum.
Keluarga Unah mudik ke Barabai (berjarak sekitar 165 kilometer dari Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel dengan angkutan penumpang umum jenis mini bus/Colt L300.
Oleh karena masih suasana Idul Fitri 1440 H, ongkosnya masih naik, yakni Rp 70.000 bila dibandingkan dengan hari-hari biasa Rp65.000.
Pemudik pada H+2 ternyata masih banyak, karena saat hari H sampai H+1 belum punya waktu, sebab bersilaturahmi di kediaman bersama keluarga serta handai taulan, sebagaimana penuturan Unah.
"Sementara jika tidak mudik tidak enak, karena di kampung halaman juga masih banyak sanak keluarga, bahkan masih ada saudara orangtua saya," kata perempuan yang sudah memasuki usia 60 tahun itu.
Selain itu, mau ziarah ke makam "mama" (ibu) dan "abah" (ayah), nenek, serta kayi yang tiap Idul Fitri mengadakan acara mengenang beliau dengan mengumpulkan sanak keluarga dan handai taulan di kampung halaman.
"Memang tidak ada kebahagiaan melebihi berkumpul bersama keluarga serta handai taulan di kampung halaman, dan sekaligus mengenang masa-masa lalu, walau harus mengeluarkan uang agak banyak," demikian Unah.*
Baca juga: Penumpang bus antarprovinsi tiba di Terminal KM-6 Kalsel dominan
Baca juga: Kapolda Kalsel: Lebaran kondusif sejak malam takbiran
Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: