Jalur alternatif Cikidang-Palabuhanratu ramai kendaraan wisatawan
6 Juni 2019 17:44 WIB
Jalur Alternatif Cikidang yang menghubungkan dengan objek wisata Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar mulai ramai kendaraan wisatawan yang didominasi sepeda motor pada hari kedua lebaran. (Foto: Aditya Rohman/Antaranews).
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Jalur alternatif Cikidang yang menghubungkan Cikidang dengan Palabuhanratu mulai diramaikan dengan kendaraan wisatawan yang datang dari berbagai daerah terdekat dengan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.
Dari pantauan di lokasi, mayoritas kendaraan wisatawan yang masuk ke Jalur Cikidang untuk menuju Palabuhanratu seperti sepeda motor. Kebanyakannya dari mereka memilih konvoi agar lebih semarak.
Tidak hanya Palabuhanratu, ada juga kendaraan yang memilih lewat jalur alternatif ini menuju kawasan objek wisata Geopark Ciletuh di Kecamatan Simpenan dengan alasan khawatir lewat jalur utama seperti Cibadak-Palabuhanratu ataupun Kota Sukabumi-Palabuhanratu terjadi kemacetan.
"Saya dari DKI Jakarta menuju Geopark Ciletuh menggunakan Jalur Cikidang ini karena lebih lancar dan sejuk. Awalnya kami mau lewat Simpang Tiga Ratu di Kecamatan Cibadak tetapi khawatir macet, kami berangkat dari DKI Jakarta sekitar pukul 13.00 WIB konvoi 11 sepeda motor," kata Ridwansyah.
Sama halnya dengan wisatawan asal Bogor, Lucky Aji dirinya berangkat dari Bogor bersama istrinya ke Geopark Ciletuh. Pasangan yang baru menikah lima bulan lalu ini, selama ini tahu geopark dari media sosial dan berita.
Sehingga untuk menghilangkan rasa penasarannya pada libur lebaran ini ia memilih mencoba ke Geopark Ciletuh dengan menggunakan sepeda motor agar terhindar dari kemacetan. "Awalnya mau ke Palabuhanratu tetapi sudah sering dan ingin ke wahana wisata lainnya. Rencananya menginap beberapa hari, karena minggu depan saya sudah masuk kerja lagi," katanya.
Sementara, Kanit Laka Lantas Polres Sukabumi Iptu Nandang Herawan mengimbau wisatawan yang datang ke berbagai objek wisata dengan melewati jalur rawan seperti Cikidang dan Geopark Ciletuh seperti Tanjakan Dini, kendaraan yang digunakan harus benar-benar prima.
Sebab di jalur tersebut banyak tikungan curam menanjak yang harus diwaspadai dan pengemudi pun harus cepat tanggap menggunakan gigi rendah karena tanjakannya cukup ekstrem.
"Ada beberapa kendaraan yang tidak kuat menanjak seperti di Tanjakan Dini, kami menempatkan anggota untuk antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan hingga kini tidak ada laporan terjadinya kecelakaan," katanya.
Dari pantauan di lokasi, mayoritas kendaraan wisatawan yang masuk ke Jalur Cikidang untuk menuju Palabuhanratu seperti sepeda motor. Kebanyakannya dari mereka memilih konvoi agar lebih semarak.
Tidak hanya Palabuhanratu, ada juga kendaraan yang memilih lewat jalur alternatif ini menuju kawasan objek wisata Geopark Ciletuh di Kecamatan Simpenan dengan alasan khawatir lewat jalur utama seperti Cibadak-Palabuhanratu ataupun Kota Sukabumi-Palabuhanratu terjadi kemacetan.
"Saya dari DKI Jakarta menuju Geopark Ciletuh menggunakan Jalur Cikidang ini karena lebih lancar dan sejuk. Awalnya kami mau lewat Simpang Tiga Ratu di Kecamatan Cibadak tetapi khawatir macet, kami berangkat dari DKI Jakarta sekitar pukul 13.00 WIB konvoi 11 sepeda motor," kata Ridwansyah.
Sama halnya dengan wisatawan asal Bogor, Lucky Aji dirinya berangkat dari Bogor bersama istrinya ke Geopark Ciletuh. Pasangan yang baru menikah lima bulan lalu ini, selama ini tahu geopark dari media sosial dan berita.
Sehingga untuk menghilangkan rasa penasarannya pada libur lebaran ini ia memilih mencoba ke Geopark Ciletuh dengan menggunakan sepeda motor agar terhindar dari kemacetan. "Awalnya mau ke Palabuhanratu tetapi sudah sering dan ingin ke wahana wisata lainnya. Rencananya menginap beberapa hari, karena minggu depan saya sudah masuk kerja lagi," katanya.
Sementara, Kanit Laka Lantas Polres Sukabumi Iptu Nandang Herawan mengimbau wisatawan yang datang ke berbagai objek wisata dengan melewati jalur rawan seperti Cikidang dan Geopark Ciletuh seperti Tanjakan Dini, kendaraan yang digunakan harus benar-benar prima.
Sebab di jalur tersebut banyak tikungan curam menanjak yang harus diwaspadai dan pengemudi pun harus cepat tanggap menggunakan gigi rendah karena tanjakannya cukup ekstrem.
"Ada beberapa kendaraan yang tidak kuat menanjak seperti di Tanjakan Dini, kami menempatkan anggota untuk antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan hingga kini tidak ada laporan terjadinya kecelakaan," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: