Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meyakini bahwa pelaku bom Kartasura, Jawa Tengah, RA melakukan aksinya sendiri dan tidak terafiliasi jaringan teroris.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menjelaskan, berdasarkan sejumlah pengalaman, pelaku yang tergabung dalam jaringan teroris biasanya beraksi dengan bom berdaya ledak besar.

"Bomnya (RA) kita lihat itu tidak sempurna. Kalau dia sempurna, pasti meledak besar. Ini kan tidak meledak besar. Dia terluka, tapi masih bisa hidup," kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.

Selanjutnya, Tito menambahkan bahwa aksi yang dilancarkan RA terbilang kurang profesional, malah bisa dianggap gagal.

"Operasinya relatif gagal. Karena apa? Karena yang kena dia sendiri.
Padahal, dia mau nyerang pos polisi, tapi meledak di luar pos," ungkap mantan Kapolda Papua tersebut.

Walaupun memiliki kesimpulan awal tentang kejadian naas tersebut, tetap saja, Tito tidak mau berspekulasi.

"Semua sudah kami kerahkan untuk mencoba mendalami jaringannya," tambah dia.

Bom bunuh diri di Pos Pengamanan I Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, meledak pada Senin (3/6) malam sekitar pukul 22.45 WIB.

Aksi tersebut membuat seorang pria, yang juga merupakan terduga peledak bom tersebut, terluka, hingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Baca juga: Bomber Kartasura beli komponen bom dari uang minta orang tua
Baca juga: Polri rinci kronologi bom bunuh diri Pos Pantau Lalin Kartasura