Jakarta (ANTARA) - Cawapres Ma'ruf Amin memaknai Hari Raya Idul Fitri 1440 H sebagai momentum bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali kepada kebaikan dan kerukunan, terutama setelah adanya perbedaan pandangan politik pada Pemilihan Presiden tahun ini.
Hal itu ia sampaikan usai melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di Masjid Alhuda Talang, Pegangsaan, Menteng, atau tepatnya di masjid belakang Gedung MUI Jakarta, Rabu.
"Harapannya kita sesuai dengan makna, yakni kembali. Kembali kepada apa? Kebaikan, kerukunan, kesatuan dan kedamaian. Kita kembali ke asal lagi. Terutama kita sebagai bangsa, kita utuhkan lagi," kata Ma'ruf.
Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia dapat melupakan segala perbedaan, terutama terhadap pandangan politik masing-masing. Menurut dia, tugas kita sebagai warga negara yang lebih utama adalah membangun bangsa, di atas segala perselisihan yang mengakibatkan perpecahan.
"Seusai Pileg dan Pilpres kemarin, seperti ada gaduh. Kita selesaikan, kita kembali sesuai kesepakatan bahwa kita kembali membangun bangsa dan negara siapa pun pemenangnya," katanya.
Tidak lupa, Kiai Ma'ruf juga berpesan kepada masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi mudik untuk berjumpa keluarga di kampung halaman.
Ia berharap agar momen Hari Raya Idul Fitri ini dapat membangun semangat baru untuk masyarakat bekerja lebih baik dan menciptakan suasana yang lebih teduh lagi.
"Suasananya menjadi lebih baik lagi. Kita menjadi orang baru. Baru dalam arti lebih baik daripada hari-hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini," ungkapnya.
Usai melaksanakan ibadah salat Idul Fitri, Ma'ruf kembali ke Rumah Situbondo kawasan Menteng, Jakarta Pusat, untuk bersilaturahmi bersama istri dan keluarga dekat.
Setelah itu, ia bertolak ke Istana Presiden untuk bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo.
Ma'ruf Amin maknai Idul Fitri kembali pada kerukunan
5 Juni 2019 10:12 WIB
Cawapres Ma'ruf Amin menyalami warga usai melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Alhuda Talang, Pegangsaan, Menteng, Jakarta, Rabu. (Mentari Dwi Gayati) (Mentari Dwi Gayati)
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: