Khatib ajak umat Islam bijak kelola teknologi informasi digital
5 Juni 2019 08:23 WIB
Ribuan umat Islam menggelar Shalat Id di Lapangan Markas Komando Resort Militer (Korem) 161/Wirasakti Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (5/6). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Kupang (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Lapangan Markas Komando Resort Militer (Korem) 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tengara Timur mengajak umat Islam bijaksana dalam mengelola teknologi informasi digital yang berkembang pesat saat ini.
"Teknologi informasi digital yang berkembang pesat saat ini bisa membuat hidup kita mudah, juga bisa membuat kita celaka, oleh karena itu kelolalah dengan bijak," kata Haji Ismail Dean saat menjadi khatib Shalat Id di Lapangan Korem 161/Wirasakti Kupang, Rabu.
Ia mengingatkan ribuan umat yang hadir agar menjaga lisan dalam berkomunikasi.
"Karena lisan kita bisa menjadi harimau kita," katanya.
Menurut dia, lisan yang dimaksud bukan hanya kata-kata yang keluar dari mulut tetapi juga yang ditulis di berbagai jejaring media sosial, seperti Twitter, Facebook, Whatsapp, dan layanan pesan singkat lainnya.
Ismail Dean mengatakan dalam kondisi seperti ini, umat Islam perlu mengelola informasi sesuai panduan keyakinan yang dimiliki, di antaranya melakukan konfirmasi atau tabayun.
"Berbagai informasi yang diterima harus dicerna secara baik dengan tidak menyebarluaskan sebelum mengecek dan memastikan kebenarannya," katanya.
Selain itu, lanjutnya, umat Islam harus bisa menjauhi prasangka buruk karena prasangka itu sesungguhnya menghukum orang sebelum diketahui persoalannya.
"Jika kabar itu benar, tanpa urgensi kita menyebarkannya itu menjadi gibah. Dan jika itu salah dan kita menyebarkannya itu fitnah. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. 'Al fitnau asodu minal qodli'," ujarnya.
Ia menambahkan dalam menghadapi pesatnya gempuran informasi digital, umat islam juga perlu memagang prinsip bicara yang baik atau diam.
Ia berharap, perkembangan teknologi informasi digital dapat meningkatkan kualitas hidup umat Islam dari waktu ke waktu.
"Teknologi informasi digital yang berkembang pesat saat ini bisa membuat hidup kita mudah, juga bisa membuat kita celaka, oleh karena itu kelolalah dengan bijak," kata Haji Ismail Dean saat menjadi khatib Shalat Id di Lapangan Korem 161/Wirasakti Kupang, Rabu.
Ia mengingatkan ribuan umat yang hadir agar menjaga lisan dalam berkomunikasi.
"Karena lisan kita bisa menjadi harimau kita," katanya.
Menurut dia, lisan yang dimaksud bukan hanya kata-kata yang keluar dari mulut tetapi juga yang ditulis di berbagai jejaring media sosial, seperti Twitter, Facebook, Whatsapp, dan layanan pesan singkat lainnya.
Ismail Dean mengatakan dalam kondisi seperti ini, umat Islam perlu mengelola informasi sesuai panduan keyakinan yang dimiliki, di antaranya melakukan konfirmasi atau tabayun.
"Berbagai informasi yang diterima harus dicerna secara baik dengan tidak menyebarluaskan sebelum mengecek dan memastikan kebenarannya," katanya.
Selain itu, lanjutnya, umat Islam harus bisa menjauhi prasangka buruk karena prasangka itu sesungguhnya menghukum orang sebelum diketahui persoalannya.
"Jika kabar itu benar, tanpa urgensi kita menyebarkannya itu menjadi gibah. Dan jika itu salah dan kita menyebarkannya itu fitnah. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. 'Al fitnau asodu minal qodli'," ujarnya.
Ia menambahkan dalam menghadapi pesatnya gempuran informasi digital, umat islam juga perlu memagang prinsip bicara yang baik atau diam.
Ia berharap, perkembangan teknologi informasi digital dapat meningkatkan kualitas hidup umat Islam dari waktu ke waktu.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: