Penumpang angkutan udara di Bangka Tengah turun 22,8 persen
4 Juni 2019 15:45 WIB
Arus penumpang angkutan udara di Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang masih normal selamapuasa Ramadhan 1440 Hijriyah (Babel.antaranews.com/Aprionis)
Pangkalpinang, (ANTARA) - Jumlah penumpang yang berangkat melalui Bandara Depati Amir, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung hingga H-3 Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah mengalami penurunan sekitar 22,8 persen, jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Hingga H-3 Lebaran penumpang tercatat 6.169 orang, terjadi penurunan jika dibandingkan tahun lalu itu ada 8.000 penumpang yang datang dan berangkat," kata Manager of Airport Operation dan Service Bandara Depati Amir, M Adiwiyatno kepada Antara, Selasa.
Ia menjelaskan, puncak arus penumpang di Bandara Depati Amir terjadi pada H-4 dan H-3 dengan melayani rata-rata 38 hingga 40 kali penerbangan.
Adiwiyatno mengakui penurunan jumlah penumpang pesawat karena tingginya harga tiket dan itu sudah terjadi sejak Januari 2019 hingga sekarang.
"Namun pertumbuhan penumpang tetap terlihat tiga hari menjelang lebaran, hanya saja jumlah penumpangnya jauh berkurang jika dibandingkan pada situasi yang sama pada tahun lalu," ujarnya.
Sementara Hermanto, seorang warga pendatang mengatakan dirinya bersama keluarga memilih menggunakan jalur darat untuk pulang ke kampung halaman di Pulau Jawa.
"Tahun lalu saya masih sanggup pulang menggunakan pesawat, tahun ini tidak sanggup lagi karena harus merogoh saku mencapai Rp20 juta untuk pulang dan pergi," ujarnya.
Sementara mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi, dirinya mengaku hanya menghabiskan dana sekitar Rp7 juta untuk pulang dan pergi.
"Maka saya memutuskan mudik menggunakan mobil pribadi, kendati harus menempuh perjalanan beberapa hari karena harus antre cukup lama di pelabuhan penyeberangan terutama di Pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat," ujarnya. ***1***
"Hingga H-3 Lebaran penumpang tercatat 6.169 orang, terjadi penurunan jika dibandingkan tahun lalu itu ada 8.000 penumpang yang datang dan berangkat," kata Manager of Airport Operation dan Service Bandara Depati Amir, M Adiwiyatno kepada Antara, Selasa.
Ia menjelaskan, puncak arus penumpang di Bandara Depati Amir terjadi pada H-4 dan H-3 dengan melayani rata-rata 38 hingga 40 kali penerbangan.
Adiwiyatno mengakui penurunan jumlah penumpang pesawat karena tingginya harga tiket dan itu sudah terjadi sejak Januari 2019 hingga sekarang.
"Namun pertumbuhan penumpang tetap terlihat tiga hari menjelang lebaran, hanya saja jumlah penumpangnya jauh berkurang jika dibandingkan pada situasi yang sama pada tahun lalu," ujarnya.
Sementara Hermanto, seorang warga pendatang mengatakan dirinya bersama keluarga memilih menggunakan jalur darat untuk pulang ke kampung halaman di Pulau Jawa.
"Tahun lalu saya masih sanggup pulang menggunakan pesawat, tahun ini tidak sanggup lagi karena harus merogoh saku mencapai Rp20 juta untuk pulang dan pergi," ujarnya.
Sementara mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi, dirinya mengaku hanya menghabiskan dana sekitar Rp7 juta untuk pulang dan pergi.
"Maka saya memutuskan mudik menggunakan mobil pribadi, kendati harus menempuh perjalanan beberapa hari karena harus antre cukup lama di pelabuhan penyeberangan terutama di Pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat," ujarnya. ***1***
Pewarta: Ahmadi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: