Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange meningkat tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), naik lebih dari satu persen, karena ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra ekonomi utamanya semakin meningkatkan selera terhadap aset-aset safe haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus melonjak 16,80 dolar AS atau 1,28 persen, menjadi menetap di 1.327,90 dolar AS per ounce.
Menyusul kenaikan hari perdagangan keempat berturut-turut, emas berjangka telah mencapai level tertinggi sejak akhir Februari.
Sementara ketegangan perdagangan Amerika Serikat yang berkepanjangan, di Amerika Serikat telah menyebabkan gejolak di pasar saham, sekarang ancaman tarif pemerintahan Trump terhadap Meksiko semakin mendorong permintaan emas, sebagai salah satu aset safe haven, kata analis pasar.
Kenaikan emas juga ditopang oleh pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,36 persen menjadi 97,40 sebelum penyelesaian perdagangan emas pada Senin (3/6/2019).
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Sementara itu, dikutip dari Xinhua, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan, turun di bawah 2,10 persen, karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 17,3 sen atau 1,19 persen menjadi ditutup pada 14,74 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 26,70 dolar AS atau 3,36 persen, menjadi menetap di 820,90 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas tembus di atas 1.300 dolar, tertinggi dalam tujuh minggu
Emas bukukan kenaikan tajam, jadi 1.327,9 dolar per ounce
4 Juni 2019 06:32 WIB
Illustrasi. Emas batangan di Hatton Garden Metals, London, Inggris. (REUTERS/Neil Hall)
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: