Jakarta (ANTARA News) - Utang Indonesia dalam bentuk valuta asing dolar AS bertambah sebanyak dua miliar dolar AS dengan diterbitkannya obligasi global senilai dua miliar dolar AS pada 10 Januari 2008. Kepala Biro Humas Depkeu, Samsuar Said, di Jakarta, Selasa, menyebutkan Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan harga bagi penawaran Obligasi Global senilai dua miliar dolar AS pada 10 Januari 2008. Hasil bersih penawaran akan dipergunakan untuk keperluan pembiayaan umum pemerintah. "Walaupun kondisi penuh tantangan di pasar global, Indonesia berhasil menerbitkan salah satu obligasi pemerintah (sovereign bond) negara berkembang yang merupakan jumlah terbesar dalam beberapa tahun terakhir," kata Samsuar. Penawaran itu menarik hampir 200 permintaan (order) dari para investor institusi di seluruh dunia. Barclays Capital, HSBC and Lehman Brothers bertindak selaku "lead manager" dan "joint book runner" dalam penawaran itu. Penawaran terdiri dari dua kelompok yaitu sebesar satu miliar dolar AS berjangka waktu 10 tahun yang akan jatuh tempo pada Januari 2018 dengan tingkat bunga 6,88 persen dan pada harga 99,47 persen. Sementara kelompok kedua juga sebesar satu miliar dolar AS berjangka waktu 30 tahun yang akan jatuh tempo pada Januari 2038 dengan tingkat bunga 7,75 persen dan pada harga 100 persen. Jangka waktu 10 dan 30 tahun itu dimaksudkan agar Republik Indonesia dapat menciptakan "benchmark" untuk obligasi 10 tahun dan 30 tahun untuk Indonesia, sebagaimana juga dimaksudkan untuk memperpanjang profil jatuh tempo. Sebelum penjualan obligasi global itu, pemerintah telah melaksanakan "roadshow" yang mencakup delapan kota dunia selama tiga hari, yang bertujuan untuk memberikan suatu gambaran terbaru kepada para investor institusi tentang perkembangan terakhir mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan Indonesia Indonesia mendistribusikan obligasi global ke sejumlah kawasan di dunia. Pendistribusian sebesar 17 persen dilakukan untuk para investor di Asia, 33 persen untuk Eropa dan Timur Tengah, serta 50 persen untuk Amerika Utara. Sementara dalam kaitannya dengan tipe investor, obligasi global itu didistribusikan sebesar 74 persen untuk "fund manager", 10 persen untuk bank-bank, 16 persen untuk perusahaan asuransi, reksadana, ritel dan dana-dana lainnya.(*)