London (ANTARA) -

Mudik pada saat lebaran Idul Fitri tidak saja menjadi milik warga Indonesia di tanah air tetapi bagi mereka yang menetap dan bekerja di Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia pun ikut ramai-ramai mudik Lebaran 2019.

Berbeda dengan mudik di dalam negeri yang paling jauh adalah lintas pulau, mudik dari perantauan di luar negeri apalagi yang jauh seperti Eropa dan Amerika, memiliki tingkat kesulitan tersendiri yaitu dalam masalah biaya perjalanan.

Pemudik di tanah air bisa menikmati keuntungan karena banyak perusahaan swasta, BUMN, lembaga-kembaga amal dan pemerintah sejak beberapa tahun menyediakan transportasi gratis bagi warga Indonesia yang tinggal di Jakarta untuk pulang kampung ke sejumlah daerah.

Bagi warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Inggris mudik dengan dilakukan dengan naik pesawat terbang dan biayanya tidak murah. Untuk itu mereka pun harus pandai-pandai mencari tiket pesawat yang paling murah.

Para pemudik dari Inggris menyayangkan harga tiket dari perusahaan penerbangan dalam negeri, Garuda yang memiliki penerbangan rute Jakarta-London tergolong mahal, sehingga kebanyakan mereka memilih penerbangan asing.

“Harga tiketnya (Garuda) mahal,” ujar Hany Wulandari salah seorang WNI di Inggris yang kali ini memilih mengunakan maskapai penerbangan Malaysia Airlines untuk mudik lebaran.

Bagi Hany yang menjadi pekerja migran di Inggris sejak beberapa tahun lalu mudik lebaran merupakan impian seperti juga warga Indonesia yang bekerja di Kerjaaan Inggris lainnya, untuk menyiasatinya dia mengatakan harus menabung agar bisa membeli tiket yang paling murah mencapai sekitar 10 juta rupiah pergi-pulang.

Kiat mencari tiket murah dilakukan oleh para pemudik dengan telaten untuk menelisik perusahaan penerbangan yang bisa membawa mereka pulang ke tanah air dengan biaya yag terjangkau, meskipun harus singgah di negara lain.

Mudik lebaran kali ini juga dilakukan oleh Betty Putrajaya yang bekerja di Kedutaan Brunei Darussalam di London dan dia memilih perusahaan penerbangan Ethiad untuk pulang kampung bersama putrinya yang bernama Alya.

“Alhamdullilahdapat tiket dan Insya Allah saya bisa ketemu dengan ibu yang tinggal di Palembang,” ujar perempuan Indonesia yang sudah menetap lama di London itu.

Pilihan mendapatkan harga tiket pesawat yang murah juga harus dilakukan gadis yang bekerja di perwakilan BNI London, Nyi Raden Dimitri Nuralam Wiriakusumah, yang mudik bersama sang ibunda Lusi Ana.

“Alhamdulillah kami dapat tiket penerbangan Qatar untuk tanggal 31 Mei dan balik ke London lagi nanti pada 22 Juni,” ujar Lusi Ana sang bunda dengan menambahkan bahwa putriyalah yang membelikan tiket untuk mereka berdua. “Lumayan dapat harga 570 poundsterling," kata Lusi yang pernah berkerja mengelola Wisma Caraka milik KBRI London.

Kesempatan untuk bertemu sanak-saudara dan kerabat menjadi tujuan utama para pemudik dengan memanfaatkan momentum Idul Fitri yang sudah menjadi tradisi bagi para perantau untuk pulang kampung, apalagi sekarang di Indonesia diberikan cuti bersama sehingga waktu libur menjadi lebih panjang.

Mudik lebaran dan berkumpul dengan sanak keluarga juga merupakan impian banyak warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Inggris.
“Ya senang bisa berlebaran bersama ayah bunda,” ujar Lusi yang menikah dengan Tongki Hermono yang bekerja sebagai lokal staff di KBRI London.

Lain lagi dengan kisah mudik tiga pemuda yang bekerja di kapal pesiar Royal Caribian yang mangkal di Southampton, Inggris yang memilih mengunakan penerbangan Turkish Airlines sebagai transportasinya.
“Kebetulan ada liburan pas jatuh saat menjelang Hari Raya,” ujar Yudhi Pramono bersama dua rekannya Davis yang tinggal di Bandung dan Roni dari Tanjung Priuk, Jakarta.

“Kami bekerja selama tujuh bulan secara terus menerus dan mendapat libur selama tiga bulan tanpa mendapat gaji hanya saja kami mendapat jatah tiket untuk pulang ke Indonesia,” ujar Yudhi tamatan dari Universitas Sahid.

"Tentunya ini kesempatan yang bagus, kami senang karena belum tentu tahun depan libur kami tepat hari raya juga," ujar Davis yang bekerja di Kapal Pesiar sejak tahun 1993.
Setiba di bandara Jakarta Davis mengatakan akan melanjutkan perjalananl langsung ke Bandung dengan mode transportasi umum melalui jalan darat.
Ketiga pria muda itu bekerja di bagian Restoran di dalam kapal Royal Caribian Crusline RCCL dan wajah mereka terlihat penuh semangat untuk menghabiskan waktu libur sekaligus berlebaran di rumah keluarga.

Soal harga tiket pesawat, mantan ketua Diaspora Indonesia UK, Cathy Paat mengatakan jika pada tahun 2014 pernah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Maneger Garuda di London tentang potongan harga 10 persen dari harga tiket dan tambahan bagasi sebanyak 10 kilobagi WNI yang tinggal di Inggris.

“Dulu hanya dengan menggunakan passpor Indonesia kami bisa mendapat diskon hingga 10 persen plus tambahan 10kg bagasi., tetapi harus beli langsung di kantor Garuda di London,” ujar Cathy yang menyayangkan program tersebut kini sudah tidak ada.

​​​​​​​Perjalanan panjang harus ditempuh oleh WNI yang ada di Eropa dengan melintasi benua Eropa dan Asia menuju Indonesia di Asia Tenggara, terasa berat apalagi bila dilakukan pada bulan Ramadan.

Oleh sebab itu banyak pemudik yang sudah meninggalkan Inggris sebelum bulan suci Ramadan dengan maksud bisa mendapatkan harga tiket lebih murah karena masih" low season" dan anak sekolah belum libur.
"Pada saat musim libur harga tiket pun akan melambung. Andaikan ada program mudik gratis seperti di tanah air,” ujar mereka.

Setinggi tinggi bangau terbang, pulangnya ke kubangan, begitulah para perantau yang telah pergi jauh, pulang ke kampung menjadi kerinduan.

Baca juga: Perantau terancam tak bisa mudik karena tiket pesawat mahal
Baca juga: Yuk... mudik gratis Lebaran bersama Paguyuban Perantau Nusantara
Baca juga: Cerita mudik Lebaran para WNI di Inggris