Palembang (ANTARA) - Penumpang kapal cepat rute Palembang-Bangka dua hari menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah telah mencapai puncaknya dengan peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi dibandingkan beberapa hari sebelumnya.

Penumpang hari ini sekitar 400 orang atau lebih banyak dari beberapa hari sebelumnya, kata petugas kapal cepat Expres Bahari, Alpian di Palembang, Sumatera Selatan, Senin.

Peningkatan jumlah penumpang kapal dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan ke Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, selain disebabkan arus mudik mencapai puncaknya juga dipengaruhi dampak naiknya harga tiket pesawat penerbangan domestik beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya, ketika selisih tarif tiket pesawat dengan kapal cepat tidak terlalu jauh, kondisi pelabuhan sepi penumpang. Tapi kini setiap hari masyarakat ramai-ramai kembali menggunakan kapal cepat yang tarifnya relatif murah.

Pelayanan kapal cepat pun yang sebelumnya dijadwalkan hanya empat kali dalam sepekan ditingkatkan frekuensinya dengan mengoperasikan kapal cadangan. Misalnya ketika terjadi peningkatan jumlah pengguna jasa angkutan kapal cepat seperti saat menghadapi Idul Fitri ini, kata Alpian.

Sementara salah seorang pengguna jasa angkutan laut tersebut Iskandar mengatakan pada tahun ini dia mudik Lebaran ke Bangka menggunakan kapal cepat di Pelabuhan Boom Baru Palembang.

"Biasanya saya dan keluarga mudik menggunakan angkutan udara namun karena pada tahun ini harga tiket pesawat mengalami kenaikan yang cukup tinggi, saya beralih menggunakan kapal cepat," ujarnya.

Selisih tarif kapal cepat dengan pesawat udara bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya selisihnya paling tinggi 50 persen.

Sebelum kenaikan tiket pesawat udara untuk perjalanan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang ke Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Babel sekitar Rp300.000 per orang kini bisa mencapai Rp800.000 per orang, sementara tarif tiket kapal cepat sekitar Rp200.000/orang.

Melihat terdapat selisih biaya yang dikeluarkan cukup besar, keluarganya bersama masyarakat lainnya yang selama ini menggunakan pesawat udara sebagian besar kembali beralih menggunakan kapal cepat yang tarifnya relatif murah.

Kenaikan tarif tiket pesawat udara diharapkan bisa ditinjau ulang pihak maskapai penerbangan dan pemerintah dengan menyesuaikan kemampuan ekonomi masyarakat, ujarnya.


Baca juga: Dishub NTB: Pemudik pilih bus dan kapal ketimbang pesawat
Baca juga: Tiket pesawat mahal dorong penumpang bus di Medan naik 50 persen