Gubernur : Pemudik gunakan jalur udara berkurang karena tiket mahal
2 Juni 2019 20:29 WIB
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno didampingi Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal serta General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana saat mengunjungi Pos Pelayanan Mudik BIM, Minggu (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution)
Padang, (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan pemudik menggunakan jalur udara ke Sumatera Barat pada 1440 Hijriyah berkurang dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan harga tiket yang mahal.
“Pemudik beralih menggunakan jalur darat dan jumlah kedatangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) berkurang dari tahun lalu,” katanya selepas mengunjungi pos pengamanan mudik di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman, Minggu.
Menurut dia, penurunan ini memang disebabkan harga tiket yang terlalu tinggi, sehingga pemudik enggan terbang dan memilih pulang melalui jalur darat.
Ia mengatakan meskipun jumlah penumpang berkurang di BIM menyebabkan situasi kemananan lebih kondusif karena tidak ada calo, copet dan pungutan liar.
"Bandara kalau di sisi penumpang dan penerbangan berkurang, tapi kalau sisi keamanan tentu aman dan tidak ada kejadian yang mencolok, tidak ada calo, pencopet juga tidak ada. Alhamdulillah, lancar aja sampai saat ini," katanya.
Sementara General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana mengatakan hingga H-3 Lebaran 1440 Hijriyah terjadi penurunan penumpang mencapai 30 persen dibandingkan arus mudik tahun lalu.
Ia mengatakan penurunan itu telah terjadi sejak H-10 Lebaran yang disebabkan harga tiket meningkat tajam..
“Rencana 88 flight hari ini, namun belum final dan hingga sore baru 30 pesawat yang terbang 30 lagi,” kata dia.
Dia memprediksi puncak mudik terjadi di tanggal 1 dan 2 Juni 2019 dan hari ini kemungkinan puncak masyarakat pulang ke Sumbar melalui BIM.
“Mestinya puncak mudik terjadi hari ini tapi hingga saat ini kita mencatat jumlah penumpang terbanyak terjadi pada di H-6 tertinggi sama H-4," katanya.
“Pemudik beralih menggunakan jalur darat dan jumlah kedatangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) berkurang dari tahun lalu,” katanya selepas mengunjungi pos pengamanan mudik di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman, Minggu.
Menurut dia, penurunan ini memang disebabkan harga tiket yang terlalu tinggi, sehingga pemudik enggan terbang dan memilih pulang melalui jalur darat.
Ia mengatakan meskipun jumlah penumpang berkurang di BIM menyebabkan situasi kemananan lebih kondusif karena tidak ada calo, copet dan pungutan liar.
"Bandara kalau di sisi penumpang dan penerbangan berkurang, tapi kalau sisi keamanan tentu aman dan tidak ada kejadian yang mencolok, tidak ada calo, pencopet juga tidak ada. Alhamdulillah, lancar aja sampai saat ini," katanya.
Sementara General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana mengatakan hingga H-3 Lebaran 1440 Hijriyah terjadi penurunan penumpang mencapai 30 persen dibandingkan arus mudik tahun lalu.
Ia mengatakan penurunan itu telah terjadi sejak H-10 Lebaran yang disebabkan harga tiket meningkat tajam..
“Rencana 88 flight hari ini, namun belum final dan hingga sore baru 30 pesawat yang terbang 30 lagi,” kata dia.
Dia memprediksi puncak mudik terjadi di tanggal 1 dan 2 Juni 2019 dan hari ini kemungkinan puncak masyarakat pulang ke Sumbar melalui BIM.
“Mestinya puncak mudik terjadi hari ini tapi hingga saat ini kita mencatat jumlah penumpang terbanyak terjadi pada di H-6 tertinggi sama H-4," katanya.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: